Menuju konten utama

Apa Itu Proning untuk Pasien COVID-19, Manfaat & Cara Melakukannya

Proning adalah posisi seseorang yang dibuat berbaring tengkurap untuk meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh.

Apa Itu Proning untuk Pasien COVID-19, Manfaat & Cara Melakukannya
Ilustrasi teknik proning yang digunakan untuk pasien COVID-19 (ANTARA/Kementerian Kesehatan India)

tirto.id - Proning ramai menjadi pembicaraan karena bisa meningkatkan saturasi atau kadar oksigen dalam tubuh pada pasen positif Covid-19 baik yang menjalani perawatan di rumah sakit maupun yang isolasi di rumah.

Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan proning?

Melansir laman Indian Express proning adalah posisi seseorang yang dibuat berbaring tengkurap untuk meningkatkan kadar oksigen mereka.

Teknik pernafasan proning saat ini juga direkomendasikan sebagai salah satu latihan yang sedang disarankan untuk pasien Covid-19 di rumah sakit, sehingga mereka diharapkan tidak memerlukan dukungan oksigen tambahan.

Dokter Spesialis Paru, Faisal Yunus menyebut teknik proning atau tengkurap dapat membantu meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh, utamanya bagi pasien COVID-19 yang saturasi oksigennya di bawah 95 persen dan menyebabkan sesak napas, seperti dilansir laman Antara.

Cara melakukan posisi proning yang benar

Cara melakukan posisi proning yang benar, pertama, pasien dibaringkan tengkurap menggunakan bantal. Lalu pasien berbaring di sisi kanan (lateral kanan), sisi kiri (lateral kiri), duduk dengan posisi membentuk sudut 60-90 derajat (posisi fowler), kemudian kembali pada posisi tengkurap.

Secara medis, dokter menyarankan agar pasien tetap tengkurap minimal 30 menit hingga maksimal 2 jam.

"Ini membantu meningkatkan ventilasi ke paru-paru dan karenanya kadar oksigen mulai membaik," kata Dr Surendra Gupta, seorang dokter yang berbasis di Ludhiana, India.

Manfaat melakukan posisi proning

Manfaat utama melakukan posisi proning adalah untuk meningkatkan saturasi oksigen dalam tubuh, misalnya dari 75 menjadi 94 setelah tidur dalam posisi tengkurap.

Jika saturasi oksigen (SpO2) turun di bawah 94, proning yang dilakukan dengan waktu yang tepat dan mempertahankan ventilasi dengan baik, dapat menyelamatkan nyawa.

Proning meningkatkan ventilasi ke paru-paru, dan menjaga unit alveoli (struktur berbentuk balon kecil yang merupakan lorong terkecil dalam sistem pernapasan) terbuka, sehingga memudahkan pernapasan.

Melansir laman Antara, yang dibutuhkan saat melakukan posisi proning adalah 4-5 bantal. 1 bantal diletakkan di bawah leher, 1-2 bantal di bawah dada melalui paha atas, dan 2 bantal di bawah tulang kering.

Seorang pasien harus berbaring tengkurap, sisi kanan dan kiri secara bergantian. Namun, para ahli menyarankan bahwa setidaknya 30 menit harus dihabiskan di setiap posisi tengkurap untuk hasil terbaik.

Siapa yang tidak boleh untuk melakukan proning dan anjurannya

Proning tidak boleh dilakukan selama masa kehamilan, atau oleh pasien yang memiliki trombosis vena dalam (diobati dalam waktu kurang dari 48 jam). Pasien dengan kondisi jantung berat, tulang paha yang tidak stabil atau patah tulang panggul harus menghindari proning.

Selain itu sebaiknya hindari tengkurap selama satu jam setelah makan. Seseorang harus tetap dalam satu posisi selama waktu yang dapat ditoleransi oleh mereka.

Bantal dapat disesuaikan sedikit untuk mengubah area tekanan dan kenyamanan. Ruangan tempat pasien berbaring harus berventilasi baik.

Seseorang tidak boleh mengabaikan luka tekan dan cedera. Kementerian Kesehatan India juga mengatakan bahwa seseorang mungkin bisa tengkurap hingga 16 jam sehari dalam beberapa siklus selama merasa nyaman.

Selain melakukan proning, untuk menaikkan kadar oksigen saat melakukan isolasi mandiri di rumah, Anda bisa bernapas dalam-dalam, pranayama yoga, akses yang cukup ke udara segar, tetap terhidrasi, makan-makanan kaya zat besi serta olahraga ringan.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya