Menuju konten utama

Apa Itu P Diddy Freak Off Party & Perkembangan Kasusnya Terkini?

Apa itu P Diddy Party dalam kasus dugaan kekerasan seksual, prostitusi, dan narkoba Sean Combs? Simak perkembangan kasusnya terkini.

Apa Itu P Diddy Freak Off Party & Perkembangan Kasusnya Terkini?
Sean Combs. youtube/ Diddy

tirto.id - Kasus P Diddy Party masih menjadi sorotan warganet di media sosial. Pasalnya kasus ini melibatkan banyak nama selebriti yang diduga menjadi korban pelecehan seksual dan penyalahgunaan narkoba P Diddy.

Kondisi terkini P Diddy alias Sean Combs telah menghadapi dakwaan yang serius. Ia dikenai dakwaan berlapis mencakup konspirasi pemerasan, perdagangan seks paksa, penipuan, dan keterlibatan dalam prostitusi.

Jika terbukti bersalah, Combs menghadapi ancaman hukuman mulai dari 15 tahun penjara hingga seumur hidup.

Menurut dakwaan, Combs diduga melakukan tindakan kekerasan seperti memukul, menendang, dan menjambak rambut para korban. Ia juga mengatur pertunjukan seksual yang sering kali direkam secara elektronik.

Selain itu, Combs dituding mengancam para korban dengan kekerasan dan janji imbalan finansial. Coms juga dituduh membawa senjata api untuk mengintimidasi para korban.

Sesuai hasil penggeledahan di rumahnya, aparat menemukan senjata AR-15 dengan nomor seri yang telah dihapus. Kasus P Diddy juga melibatkan beberapa nama selebriti.

Salah satu artis yang diduga menjadi korban P Diddy adalah penyanyi dan penulis lagu ternama asal Kanada, Justin Bieber. Hal ini menyusul video viral yang menunjukkan rapper asal Amerika Serikat ini mengungkapkan telah menghabiskan waktu bersama Justin Bieber saat masih remaja.

"Saat ini, dia memiliki 48 jam bersama Diddy. Di mana kami berkumpul dan apa yang kami lakukan, kami tidak bisa mengungkapkannya, tapi ini jelas merupakan impian anak berusia 15 tahun," ujar Diddy, yang ditanggapi Bieber dengan senyuman.

Apa Itu P Diddy 'Freak Off' Party?

P Diddy Party merupakan pesta glamor dengan tamu selebriti papan yang melibatkan pekerja seks komersial dan juga penggunaan narkoba. Pesta ini terbagi menjadi dua ronde, yakni White Parties dan 'Freak Off' Parties.

Melansir dari Style Caster, P Diddy White Party sudah digelar sejak tahun 1998 hingga 2009. Pesta dengan tamu selebriti papan atas ini diadakan di lokasi eksklusif seperti Hamptons dan Beverly Hills.

P Diddy White Party biasanya diadakan ketika Hari Kemerdekaan AS atau akhir pekan Hari Buruh. Sesuai namanya, para tamu diwajibkan mengenakan pakaian serba putih dalam pesta ini.

Berbagai selebriti kelas-A sering kali diundang dalam P Diddy White Party. Selebriti yang hadir termasuk mantan kekasih Diddy, Jennifer Lopez, Paris Hilton, Ashton Kutcher, dan Jay-Z.

Berkat kemewahannya, pesta ini kerap digambarkan sebagai "Gatsby modern". Diddy pernah mengatakan kepada Oprah bahwa melalui White Parties, dia ingin menghubungkan dunia orang kaya dengan dunia hip-hop.

“Saya ingin menanggalkan citra semua orang dan menempatkan kita semua dalam warna yang sama, dan pada level yang sama.”

Sayangnya, di balik kemewahan tersebut, muncul laporan penggunaan narkoba seperti ekstasi dan kokain. Menurut laporan Daily Mail, beberapa tamu pesta bahkan menggunakan tubuh para model sebagai media untuk mengonsumsi narkoba.

Bagian kedua pesta, yaitu 'Freak Off' Parties berlangsung setelah White Party digelar. 'Freak Off' Party adalah serangkaian pesta seks dan narkoba yang digelar oleh P Diddy bersama orang-orang terpilihnya.

Setelah para tamu A-list pergi, Diddy dan sejumlah teman terpilih masih melanjutkan pesta lebih glamor di ruang belakang yang disebut dengan Freak Off.

Berdasarkan laporan North Jersey, pesta Freak OffP Diddy, disebut-sebut sebagai pesta seks yang berlangsung selama beberapa hari. Para tamu diduga terlibat dalam penggunaan narkoba, alkohol dalam jumlah besar, serta pelumas dan minyak bayi untuk melakukan kegiatan seks.

Michael Kaplan dari New York Post menjelaskan bahwa hanya tamu tertentu yang diundang untuk tetap berada di pesta tersebut saat malam semakin larut.

Kaplan juga mengungkapkan kesaksian seorang pengedar narkoba yang pernah menghadiri salah satu pesta. Pengedar narkoba ini diduga menyaksikan aktivitas seksual sesama jenis di antara para rapper, yang membuatnya tidak nyaman.

Selain itu, laporan menyebutkan bahwa pesta-pesta ini juga melibatkan pekerja seks laki-laki dan perempuan. Seperti White Parties, pesta ini berlangsung di rumah-rumah mewah atau kamar hotel dengan keamanan yang ketat.

Perkembangan Kasus P Diddy Party Saat Ini

NBC News melaporkan bahwa saat ini Sean “Diddy” Comb telah dipindahkan ke penjara Kota New York. Tiga sumber mengatakan area penahanan ini diperuntukkan bagi tahanan yang memerlukan perlindungan khusus.

Comb ditangkap pekan lalu dan ditahan di Pusat Penahanan Metropolitan di Brooklyn. Penjara federal ini memiliki reputasi terkenal untuk kekerasan dan perawatannya yang buruk.

Comb mengaku tidak bersalah. Namun, seorang hakim federal memerintahkan pada Selasa (17/9/2024), agar ia ditahan sambil menunggu persidangan.

Kondisi Diddy saat di penjara tidak terlalu baik. Mengutip Livemint, Comb dilaporkan menolak makan di penjara. Alasan Comb enggan makan masih belum jelas.

Menurut saksi sesama narapidana menyebutkan bahwa kemungkinan Comb merasa "paranoid" dan "takut" ada seseorang yang meracuni makanannya. Saksi juga menduga Comb enggan makan karena sedang melakukan "mogok makan" atau hanya karena makanan yang disajikan di penjara buruk.

Adapun laporan News Nation menjelaskan bahwa saat ini Combs tengah menghadapi investigasi serius yang berfokus pada tuduhan pemerasan dan perdagangan seks.

Terkait hal ini, agen Departemen Keamanan Dalam Negeri melakukan penggeledahan di rumah super mewah Comb. Rumah mewahnya yang berada di Los Angeles dan Miami itu, sudah digeledah pada 25 Maret lalu.

Penggerebekan tersebut terjadi setelah Comb menghadapi sejumlah tuntutan hukum perdata yang mengklaim adanya pelecehan dan kekerasan seksual oleh berbagai korban selama lebih dari 30 tahun.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya