Menuju konten utama

Apa Itu Nyamuk Wolbachia, Kaitannya dengan Firasat Wirang Birawa

Wirang Birawa mengatakan ada potensi pandemi baru seperti COVID-19 yang diduga disebabkan nyamuk Wolbachia, ketahui penjelasan lengkapnya?

Apa Itu Nyamuk Wolbachia, Kaitannya dengan Firasat Wirang Birawa
Ilustrasi nyamuk. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Nyamuk Wolbachia disebut-sebut dapat mengatasi masalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Namun, sosok Wirang Birawa mengejutkan publik dengan firasatnya tentang wabah baru yang justru berkaitan dengan nyamuk.

Melalui akun media sosialnya, Wirang Birawa yang juga dikenal sebagai Master Firasat ini mengungkapkan bahwa kemungkinan akan ada pandemi besar dengan pola mirip pandemi COVID-19 pada 2020 lalu. Salah satunya diduga disebabkan oleh nyamuk.

Postingan tersebut tentunya menuai beragam komentar dari warganet. Apalagi Wirang Birawa dikenal sebagai sosok paranormal yang firasatnya nyaris tak pernah meleset.

Firasat tentang nyamuk penyebab wabah ini lantas dikaitkan dengan nyamuk Wolbachia yang belakangan ini gencar disosialisasikan oleh pemerintah untuk menangani DBD. Inovasi Wolbachia ini dinyatakan berhasil di Yogyakarta dan mulai diterapkan di lima kota di Indonesia, yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.

Apa Itu Nyamuk Wolbachia?

Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Wolbachia adalah jenis bakteri yang dapat tumbuh dan hidup alami di dalam tubuh serangga seperti nyamuk. Bakteri ini diyakini dapat melumpuhkan virus denguepada nyamuk aedes aegypti sehingga tidak akan menularkan penyakit DBD pada manusia.

Apabila ada nyamuk aedes aegyptijantan yang mengandung bakteri Wolbachia kawin dengan aedes aegyptibetina, maka virus dengueyang ada di nyamuk betina akan diblok.

Sebaliknya, jika ada aedes aegyptibetina yang mengandung Wolbachia kawin dengan pejantan tanpa Wolbachia, maka nyamuk betina tersebut tetap akan menghasilkan telur-telur nyamuk Wolbachia.

Karena itulah pemerintah berharap nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia ini dapat mengurangi atau bahkan membasmi populasi nyamuk penyebab DBD di Indonesia

Guna merealisasikan hal ini, pemerintah pun membuat program dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam telur nyamuk aedes aegypti. Telur-telur nyamuk ini kemudian akan disebar di beberapa wilayah dengan harapan dapat menurunkan angka kasus DBD di masyarakat.

Menurut Kementerian Kesehatan, efektivitas nyamuk Wolbachia ini telah diteliti di Yogyakarta sejak 2011 silam. Uji coba nyamuk Wolbachia juga sudah dilakukan pada 2022 lalu di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Uji coba ini memberikan hasil yang positif karena terbukti mampu menekan kasus DBD hingga 77 persen di kedua wilayah tersebut.

Sementara itu, inovasi Wolbachia ini tak hanya dilakukan oleh Indonesia. Teknologi nyamuk Wolbachia juga sudah diterapkan di beberapa negara seperti Australia, Sri Lanka, Brasil, hingga Meksiko.

Benarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Jadi Pandemi Seperti COVID-19?

Inovasi nyamuk Wolbachia yang diyakini bisa menurunkan angka kasus DBD tentunya disambut baik oleh masyarakat. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ada kekhawatiran tersendiri tentang nyamuk Wolbachia yang mungkin akan menyebabkan masalah baru.

Sampai saat ini belum bisa dipastikan apakah nyamuk Wolbachia bisa menyebabkan pandemi seperti COVID-19 pada 2020 lalu. Apalagi inovasi nyamuk Wolbachia di Indonesia masih berada di tahap awal karena baru disosialisasikan oleh pemerintah dan belum disebar ke banyak daerah.

Hal terbaik saat ini yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah benar-benar menjaga kesehatan dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, pastikan untuk menjaga lingkungan sekitar tetap bersih dan menerapkan 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang, plus mencegah perkembangbiakan nyamuk).

Baca juga artikel terkait WOLBACHIA atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari