Menuju konten utama

Apa Itu Kudeta Militer di Myanmar Seperti Kasus Aung San Suu Kyi?

Kondisi Myanmar mencekam usai militer mengambil alih kekuasaan dengan menangkap Aung San Suu Kyi dan kawan-kawan.

Apa Itu Kudeta Militer di Myanmar Seperti Kasus Aung San Suu Kyi?
Para biksu Buddha memegang plakat saat mereka berpartisipasi dalam unjuk rasa yang memprotes hasil pemilu oleh pendukung militer Myanmar dan Partai Persatuan dan Pembangunan yang didukung oleh militer di dekat pagoda Shwedagon Sabtu, 30 Januari 2021, di Yangon, Myanmar. (Foto AP / Thein Zaw)

tirto.id - Pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi masih ditahan sampai hari ini, Senin, 1 Februari 2021 usai militer di negara itu merebut kekuasaan dengan paksa atau melakukan kudeta. Tidak hanya Suu Kyi, menurut laporan The Guardian pada Senin pagi, Presiden Myanmar Win Myint dan tokoh senior dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) juga turut ditangkap.

Menurut BBC, angkatan bersenjata di Myanmar telah melakukan kudeta dan ini melanggar konstitusi yang dijanjikan oleh militer baru-baru ini. Semua otoritas telah diberikan kepada komandan tertinggi militer dan keadaan darurat telah diumumkan. Sementara televisi militer mengumumkan bahwa tentara telah mengambil alih negara selama satu tahun.

Kudeta tersebut terjadi karena kemenangan telak Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi dalam pemilihan umum. Pada Senin dini hari, militer mengatakan, pihaknya telah menyerahkan kekuasaan kepada Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing atas apa yang mereka tuding sebagai "kecurangan" pemilu itu.

Namun, pihak Suu Kyi mendesak para pendukungnya untuk tidak menerima begitu saja langkah militer tersebut dan meminta untuk "memprotes kudeta". Dalam sebuah surat, dia mengatakan tindakan militer itu telah membuat negara kembali di bawah kendali diktator.

Keadaan Myanmar Saat Ini Selama Kudeta Militer

Sejak adanya kabar penangkapan itu, seperti diwartakan BBC, koneksi internet dan beberapa layanan telepon di kota-kota besar telah terganggu. Sementara lembaga penyiaran negara MRTV mengatakan, mereka sedang mengalami masalah teknis dan tidak mengudara.

Komunikasi dengan ibu kota Myanmar, Nay Pyi Taw juga terputus sehingga sulit untuk menilai bagaimana sebenarnya situasi di sana. Begitu pula di Yangon, saluran telepon dan konektivitas internet pun terbatas karena banyak penyedia yang menghentikan layanan mereka. Televisi BBC World News dan penyiar international lainnya pun diblokir saat sejumlah stasiun lokal tidak mengudara.

Tidak hanya jaringan yang terkendala. Orang-orang terlihat mengantre di ATM Yangon di tengah ekspektasi krisis uang tunai dalam beberapa hari mendatang. Menurut Asosiasi Bank Myanmar, untuk sementara waktu, bank pun menghentikan semua layanan keuangan.

Di jalan-jalan Yangon, terjadi antrean panjang di luar supermarket ketika orang-orang bergegas membeli bahan persediaan. Seorang wanita (25) yang bekerja di bagian hubungan masyarakat mengatakan dia khawatir negaranya akan kembali ke masa kegelapan.

"Saya terkejut dan tidak tahu bagaimana harus menanggapinya. Saya bergegas ke rumah saudara laki-laki saya untuk menjemputnya dan membeli bahan makanan. Dalam perjalanan pulang saya menangis. Saya merasa sangat marah dan sangat cemas," kata dia.

Inforgafik Kudeta Militer di Myanmar

Inforgafik Kudeta Militer di Myanmar. tirto.id/Fuad

Amerika Kecam Penangkapan Aung San Suu Kyi

Kondisi ini langsung direspons oleh pemimpin dari berbagai negara. Sekretaris pers presiden AS Joe Biden, Jen Psaki, mengatakan Amerika Serikat dengan tegas menentang "setiap upaya yang mengubah hasil pemilu baru-baru ini atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar."

Bahkan, kata Jen Psaki, "akan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab jika langkah-langkah ini tidak dibatalkan."

Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan pembebasan terhadap Aung San Suu Kyi dan tahanan lainnya. Begitu pula dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan ini adalah "pukulan serius bagi reformasi demokrasi di Myanmar".

Apa Itu Kudeta Militer?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kudeta adalah perebutan kekuasaan (pemerintahan) dengan paksa. Sementara mengutip laman Britannica, kudeta adalah penggulingan secara kejam dan tiba-tiba terhadap pemerintah oleh kalangan kelompok kecil.

Prasyarat utama kudeta adalah memegang kendali atas semua atau sebagian angkatan bersenjata, polisi dan elemen militer lainnya. Hal tersebut berbeda dengan revolusi yang dibiasanya dicapai oleh sejumlah massa dalam jumlah besar dengan tujuan perubahan sosial, ekonomi dan politik.

Pada intinya, kudeta adalah pergantian kekuasaan atau pemerintahan yang terjadi secara tiba-tiba. Kudeta jarang mengubah kebijakan sosial dan ekonomi secara fundamental terhadap suatu negara.

“Kami mendefinisikan kudeta sebagai pencabutan, atau perpindahan, atau pemindahan otoritas eksekutif dari pemerintah independen secara tiba-tiba dan tidak teratur (yaitu ilegal atau ekstra-legal),” tulis Cline Center for Democracy pada tahun 2013.

Selain itu, kudeta adalah perebutan kekuasaan yang tiba-tiba dengan menggunakan kekerasan yang melibatkan plot klandestin (secara gelap, rahasia) dan pengambilalihan militer.

Baca juga artikel terkait KUDETA MILITER atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya