Menuju konten utama

Apa Itu EDL yang Ditolak di Demo Tandingan Anti-Islam Inggris?

Aksi demo tandingan anti-Islam di Inggris menolak aksi rasisme dan kelompok English Defence League (EDL). Apa itu EDL dan kenapa ditolak oleh massa?

Apa Itu EDL yang Ditolak di Demo Tandingan Anti-Islam Inggris?
Orang-orang di demonstrasi EDL sayap kanan di Weymouth, Inggris. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Gelombang protes serta kerusuhan anti-Islam dan imigran di Inggris memicu kemunculan aksi tandingan anti-rasisme. Sekelompok masyarakat berdemo di berbagai kota menentang tindakan rasis yang dilakukan sekelompok masyarakat sejak 30 Juli.

Mereka menolak kelompok Liga Pertahanan Inggris atau English Defence League (EDL) yang dituduh sebagai biang kerok kerusuhan. Lantas, apa itu EDL yang ditolak di demo tandingan anti-Islam Inggris?

Aksi protes tandingan anti-rasisme berlangsung pada Rabu (7/8/2024). Mengutip Al Jazeera, demo tersebut diikuti ratusan orang yang turun ke jalanan Kota London, Bristol, Oxford, dan Birmingham.

Mereka menyerukan berbagai pesan anti-rasisme, termasuk untuk kelompok EDL, seperti "stop merasa sikap rasisme adalah patriotisme," dan "EDL tidak diterima di sini."

Para demonstran menyebut demonstrasi mereka merupakan aksi damai. Kendati demikian, kepolisian Inggris terus berjaga di area demo untuk mencegah terjadinya kerusuhan.

Kondisi Inggris memanas selama sepekan terakhir menyusul gelombang demo anti-muslim dan imigran. Adapun demo dipicu oleh misinformasi terkait insiden penusukan di Southport, Inggris, 29 Juli.

Massa yang berdemo percaya bahwa aksi penusukan itu dilakukan oleh imigran Islam. Belakangan diketahui bahwa pelaku bukan beragama Islam dan merupakan kelahiran Cardiff, Wales, Inggris.

Apa Itu Kelompok EDL Inggris?

English Defence League atau EDL adalah salah satu kelompok sayap kanan yang berkembang di Inggris. Mengutip Sky News, kelompok ini dibentuk di London pada 2009 untuk menentang imigran khususnya Islam.

Awal mula kelompok ini terbentuk lewat beberapa firma hooligan sepak bola yang memprotes kehadiran kelompok Islam di Luton. Mereka mengaku ingin melindungi hak-hak pekerja kulit putih di Inggris.

Masih menurut Sky News, kelompok EDL menolak gagasan bahwa umat muslim dapat benar-benar menjadi orang Inggris. Mereka juga menyebarkan kampanye bahwa Islam adalah ancaman bagi nilai-nilai Eropa.

Islam bukan satu-satunya target kampanye EDL. Mereka juga menolak kehadiran imigran yang dinilai melunturkan budaya asli Inggris.

EDL mengklaim bahwa mereka berbeda dengan kelompok sayap kanan tradisional. Mereka cenderung mendukung anti-rasisme biologis, antisemitisme, dan homofobia.

Hal ini dibuktikan dari keberadaan subkelompok di EDL, termasuk divisi Yahudi, Sikh, dan LGBT. Berkat ini, EDL meraih banyak pendukung sepanjang 2010-2011.

Seiring dengan berkembangnya kelompok tersebut, keamanan para imigran, khususnya muslim di Inggris jadi terganggu Mereka rutin melakukan aksi demo menentang Islam dan para imigran.

Slogan EDL adalah "Tidak rasis, tidak melakukan kekerasan, hanya saja tidak lagi diam." Ironisnya, di antara nyanyian aksi mereka menunjukkan pesan-pesan rasisme.

EDL mengalami penurunan pamor di tahun 2013. Hal ini menyusul temuan bahwa kelompok tersebut punya hubungan dengan memiliki hubungan dengan aktivis sayap kanan Norwegia Anders Behring Breivik.

Breivik adalah pelaku serangkaian serangan bom dan penembakan imigran di Oslo, pada Juli 2011 yang menewaskan 77 orang. Selain itu, keluarnya Ketua EDL Tommy Robinson dari kelompok diduga jadi pemicu keruntuhan EDL.

Robbinson sendiri keluar dari kelompok karena khawair tak mampu mengendalikan para anggotanya yang semakin brutal. Pasalnya, dua anggota EDL sempat ditangkap karena mencoba mengirimkan bom ke sebuah masjid di Stroke-on-Tern.

Saat ini kelompok EDL memang tak lagi aktif dan dianggap tidak ada. Namun, para pendukungnya diduga masih ada.

Apakah EDL Pemicu Demo Anti-Islam Inggris?

Mengutip Independent, kepolisian menduga bahwa demo anti-muslim yang terjadi di Inggris sejak 31 Juli, diorganisir oleh EDL. Hal ini menyusul laporan adanya simbol-simbol North East Infidels selama aksi demo dan kerusuhan Inggris berlangsung.

North East Infidels adalah cabang Nazi dari North East yang dikenal sebagai EDL. Tak hanya itu, citra EDL sendiri begitu melekat di benak masyarakat Inggris sebagai organisasi yang anti-Islam.

Hal ini menyebabkan berbagai gerakan rasisme anti-Islam dan imigran sering dikaitkan dengan kelompok tersebut. Sementara itu, Robinson membantah keterlibatan EDL terhadap aksi demo dan kerusuhan di Southport dan kota-kota lainnya.

"Kerusuhan itu dilakukan oleh penduduk setempat yang sudah muak. Tidak ada hubungannya dengan EDL yang ditutup lebih dari satu dekade lalu," katanya melalui X @TRobinsonNewEra, Rabu (31/7/2024).

Sementara itu, Anggota parlemen Partai Buruh untuk Sunderland Central Lewis Atkinson meminta kepolisian untuk mewaspadai pendukung EDL yang "masih ada di luar sana."

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dipna Videlia Putsanra