tirto.id - Arab Saudi melarang siswa perempuan menggunakan abaya di ruang ujian sekolah. Hal itu diumumkan oleh Komisi Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Saudi (ETEC) pada 21 Desember lalu.
Seperti diberitakan Arabian Business, ETEC mengatakan, siswa perempuan harus memakai seragam sekolah di dalam ruang ujian, yang mematuhi peraturan kesopanan kerajaan.
ETEC adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengakreditasi sistem pendidikan dan pelatihan bersama dengan Kementerian Pendidikan.
Apa Itu Abaya?
Abaya atau jubah biasa dipakai wanita di beberapa negara mayoritas Muslim, termasuk Afrika Utara, Semenajung Arab dan sebagian besar Timur Tengah. Abaya adalah istilah Arab untuk menyebut pakaian luar yang panjang dan longgar.
Secara umum, abaya adalah jubah panjang berwarna gelap yang dipakai oleh banyak wanita Muslim. Abaya menutupi bagian tubuh wanita mulai dari leher hingga ujung kakinya.
Beberapa wanita bahkan menutupi seluruh wajah, kecuali bagian mata. Ada celah kecil yang tersisa di bagian cadar abaya agar wanita bisa melihat. Abaya bisa diberi manik-manik atau dihias, tetapi biasanya hanya polos dan gelap.
Di tahun 2018, Arab Saudi juga mengumumkan kalau abaya tidak lagi diberlakukan secara hukum. Aturan ini diterapkan oleh Putra Mahkota kerajaan Mohammad Bin Salman karena negara tersebut ingin memperluas hak-hak perempuan.
Putra Mahkota juga mengizinkan perempuan untuk menghadiri acara olahraga publik campuran. Selain itu, perempuan juga diizinkan mengendarai mobil mulai musim panas ini.
“Hukumnya sangat jelas dan diatur dalam hukum syariah (hukum Islam): bahwa wanita mengenakan pakaian yang sopan dan terhormat, seperti pria,” kata Mohammad dalam wawancara tahun 2018 dengan televisi CBS.
“Namun, ini tidak secara khusus menentukan abaya hitam atau penutup kepala hitam. Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada wanita untuk memutuskan jenis pakaian yang layak dan terhormat yang dia pilih untuk dikenakan.”
Seperti dikutip laman Emirates Woman, reformasi ini sejalan dengan visi bangsa di tahun 2030 yang mempromosikan perempuan sebagai bagian penting dari kekuatan Kerajaan.
Selain itu, reformasi itu juga bertujuan untuk mengembangkan bakat mereka, menginvestasikan energi mereka, dan memberi mereka peluang yang tepat untuk membangun masa depan, serta berkontribusi pada pengembangan masyarakat.
Editor: Addi M Idhom