tirto.id - Perhelatan Pemilu 2024 kian dekat, isu yang menyeret nama bakal calon presiden (bacapres) pun semakin banyak dan beragam bentuknya, termasuk tentang Prabowo Subianto.
Tercatat, Pemilu kali ini menjadi keikutsertaan yang keempat bagi Prabowo usai ia bertanding sebagai wakil presiden dalam Pilpres 2009 dan dua kali mengajukan diri menjadi presiden pada 2014 dan 2019.
Beberapa kontroversi kerap menghampiri pria yang sempat mengemban jabatan militer sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) tersebut, salah satunya dikaitkan dengan penculikan aktivis di tahun 1998 dan keberadaan Tim Mawar.
Baru-baru ini, sebuah unggahan di media sosial menyebarkan klaim tentang Prabowo dijemput paksa oleh pihak kepolisian terkait kasus 1998.
Akun Facebook "Ailyn Zoila" mengunggah video berdurasi 8 menit dan 12 detik dengan keterangan "BREAKING NEWS AKHIRNYA PRABOWO DI JEMPUT PAKSA TRAGEDI MAUT 98 TENGGELAMKAN PRABOWO TRAGIS..!!" disertai takarir bernarasi sama.
Sampul video (thumbnail) memperlihatkan foto sejumlah anggota kepolisian tengah menangkap seseorang berkaus hitam. Dalam gambar tersebut juga tampak pria berbaju putih yang sedang melambaikan tangan.
Sepanjang Kamis (21/9/2023) hingga Rabu (27/9/2023) atau selama enam hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 22 tanda suka, 3 komentar, dan telah dilihat sebanyak seribu kali.
Tirto juga menemukan video dengan narasi dan konteks yang serupa diunggah oleh akun YouTube "NARASI POLITIK" pada Kamis (21/9/2023). Unggahan itu telah dilihat 9.097 kali dan mendapatkan 101 tanda suka.
Lantas, benarkah klaim yang menyebut Prabowo dijemput paksa terkait kasus 1998?
Penelusuran Fakta
Pertama-tama, Tim Riset Tirto membedah thumbnail video unggahan. Dari hasil penelusuran lewat reverse image searchYandex, terindikasi kalau foto sejumlah anggota kepolisian sedang menangkap seseorang berkaus hitam itu serupa dengan foto yang pernah diunggah sindonews.com pada Minggu (4/9/2016).
Konteks asli foto adalah situasi penangkapan perampok dan penyandera di kawasan kawasan Gedung Hijau, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sementara itu, dalam thumbnail, sosok pria berbaju putih yang tampak sedang melambaikan tangan adalah hasil suntingan. Dalam foto asli tidak ada sosok tersebut.
Tirto kemudian melakukan penelusuran dengan menonton video ini dari awal sampai akhir.
Di menit awal, video menampilkan beberapa footage berupa pernyataan beberapa pihak, salah satunya tentang isu Prabowo yang diduga menampar dan mencekik Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat rapat kabinet.
Secara keseluruhan, isi footage tidak membahas dan membenarkan klaim yang menyebut Prabowo dijemput paksa terkait kasus 1998.
Setelah sederet footage, video dilanjutkan dengan pembacaan narasi. Tirto kemudian memasukkan kata kunci “Pak Prabowo, Jangan Lupa Berlatih untuk Menerima Kekalahan” ke mesin pencarian Google untuk mengetahui asal-usul dan konteks narasi tersebut. Kata kunci itu merupakan hasil transkrip dari informasi yang dibacakan narator.
Hasilnya, Tirto menemukan artikel yang tayang di situs Seword dengan judul "Pak Prabowo, Jangan Lupa Berlatih untuk Menerima Kekalahan".
Artikel yang diunggah pada Jumat (12/5/2023) itu berisi opini penulis berupa pesan untuk Prabowo agar siap menerima kekalahan dalam Pilpres. Artikel sama sekali tidak membahas dan membenarkan klaim yang menyebut Prabowo dijemput paksa terkait kasus 1998.
Tirto kemudian melakukan penelusuran untuk mengetahui asal usul dan konteks isu ini dengan memasukkan kata kunci "Prabowo dijemput paksa terkait dengan kasus 1998" ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, tidak ada informasi dan sumber kredibel yang membenarkan klaim tersebut. Tidak ditemukan pula pernyataan resmi dari pihak terkait yang membenarkan informasi itu.
Melansir laman resmi Kementerian Pertahanan RI (Kemenhan), Prabowo masih aktif beraktifitas sebagai Menteri Pertahanan. Pada Selasa (26/9/2023), Prabowo didampingi Wakil Menhan M. Herindra menerima kunjungan kehormatan dari Chief of Palestinian Police H.E. Major General Yousef Helo di Kantor Kemenhan, Jakarta.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang menyebut Prabowo dijemput paksa terkait kasus 1998.
Foto yang digunakan sebagai sampul video sama sekali tidak berhubungan dengan klaim unggahan. Narasi di video juga tidak membahas atau membenarkan klaim unggahan.
Jadi, informasi yang menyebut Prabowo dijemput paksa terkait kasus 1998 itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Shanies Tri Pinasthi