tirto.id - Pernyataan mengenai "ASI encer tidak sehat" sering kali membingungkan ibu yang masih menyusui bayinya. ASI encer yang dimaksud adalah ASI dengan tekstur ringan, berwarna putih, atau sedikit kebiruan.
Pernyataan ini sebetulnya kurang tepat karena sebenarnya ASI encer tersebut merupakan foremilk yang kaya akan laktosa.
"Bentuknya lebih encer karena banyak mengandung laktosa yang sangat penting untuk kebutuhan otak anak," kata Meta Hanindita Dokter Spesialis Anak di RSUD Dr Soetomo Surabaya, seperti yang dilansir dari Antara.
ASI sendiri terdiri dari dua bagian, yakni foremilk dan hindmilk. Dilansir dari Very Well Health, foremilk merupakan ASI yang keluar pada sesi awal menyusui.
Kandungan utama foremilk adalah gula dan laktosa yang rendah lemak dan kalori. Saat bayi menyusu, ASI perlahan-lahan berubah menjadi tekstur kental dan berwarna yang disebut hindmilk.
Berbeda dengan foremilk, hindmilk lebih tinggi lemak dan kalori. Selain memiliki teksturnya lebih kental, hindmilk juga lebih keruh dan berwarna krem. Karena tinggi lemak dan kalori, hindmilk membuat bayi kenyang lebih lama.
Mengapa ada perbedaan tekstur dan warna ASI?
ASI diproduksi oleh sel penghasil susu yang disebut alveoli. Menurut Breastfeeding Problems, saat susu diproduksi, sebagian besar lemak dalam ASI berkumpul di bagian belakang dan samping alveoli. Inilah yang disebut sebagai hindmilk. Sedangkan ASI yang tersisa terkumpul di bagian depan alveoli. Sisa ASI ini mengandung lebih sedikit lemak, yang disebut foremilk atau susu yang terletak di depan alveoli.
Foremilk dan hindmilk diproduksi oleh kedua payudara. Apabila ibu menyusui bayi dalam keadaan payudara penuh maka bayi akan mendapat foremilk terlebih dahulu, kemudian disusul oleh hindmilk sampai ASI habis. Kemudian, saat ibu memindah bayi untuk menyusu di payudara satu lagi, maka bayi akan kembali menyusu foremilk lalu kembali disusul hindmilk.
Kandungan lemak dalam susu berangsur-angsur berubah selama menyusui. Tidak ada waktu yang tepat kapan foremilk beralih ke hindmilk. Namun yang jelas, semakin lama ibu menunggu di antara waktu menyusui, semakin banyak ASI yang diperbolehkan untuk diambil dan semakin lama waktu yang dibutuhkan sebelum bayinya menerima hindmilk.
Foremilk maupun hindmilk sama-sama baik
Baik hindmilk atau foremilk keduanya merupakan ASI yang diperlukan bayi. Breastfeeding Supportmenjelaskan bahwa laktosa yang terkandung dalam foremilk penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf pusat bayi. Selain itu kandungan nutrisi ini juga menyediakan 40 persen kebutuhan energi bayi.
Laktosa membantu penyerapan kalsium dan zat besi dan, bersama dengan oligosakarida lainnya (karbohidrat rantai pendek). Zat ini mendorong pertumbuhan bakteri baik seperti Lactobacillus bifidus untuk melawan patogen.
Sementara hindmilk, meski jumlahnya lebih sedikit, kandungannya sangat kaya. Hindmilk mengandung lemak tinggi dan semua bahan bergizi yang terkandung dalam ASI. Hindmilk memuaskan rasa lapar bayi dan membuat bayi merasa kenyang dan mengantuk. Hindmilk juga membantu bayi merasa kenyang lebih lama.
Masalah ketidakseimbangan ASI
Biasanya, ASI yang keluar akan bercampur dengan ASI yang tertinggal di payudara sebelumnya. Sederhananya, campuran antara foremilk dan hindmilk. Campuran ini adalah makanan yang sempurna untuk bayi. Namun, pada kondisi tertentu bayi bisa menerima foremilk terlalu banyak dibanding hindmilk.
Ini bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari menyusu tidak tuntas atau bayi dipindah untuk menyusu ke payudara lain terlalu cepat. Akibatnya, bayi belum sempat menerima hindmilk dan menerima terlalu banyak foremilk.
Menurut Breastfeeding Problems, hal ini dapat menyebabkan hiperlaktosa atau laktosa berlebih. Hiperlaktosa menyebabkan sejumlah gejala seperti perut kembung karena kelebihan gas, rewel, hingga tinja berwarna hijau dan encer. Ini karena zat laktase dalam tubuh bayi tidak mampu memecah laktosa yang masuk terlalu banyak, sehingga menimbulkan gas.
Tidak jarang ketidakseimbangan foremilk-hindmilk ini sering disalahartikan sebagai alergi atau intoleransi laktosa. Bagaimanapun juga, intoleransi laktosa jarang terjadi. Hanya satu dari tiga puluh ribu bayi yang didiagnosis dengan galaktosemia, yakni kondisi intoleransi laktosa sejati.
Hal yang perlu dicatat adalah, keseimbangan foremilk dan hindmilk ini berbeda tiap-tiap bayi.
"Banyak foremilknya terlalu sedikit hindmilknya itu sangat subjektif. Makanya objektifnya data. Kalau berat badannya naiknya baik saya rasa enggak perlu ada kekhawatiran," kata Meta. Lebih lanjut Meta menekankan bahwa pentingnya pemanfaatan data dengan konsultasi dokter.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari