tirto.id - Mengucapkan selamat dan mendoakan keberkahan kepada sesama umat Islam saat Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu amalan sunah dalam Islam. Banyak beredar ucapan selamat di masyarakat Indonesia pada hari kemenangan tersebut seperti “mohon maaf lahir dan batin” dan sebagainya. Salah satu ucapan sunah yang dicontohkan dalam Islam adalah “Taqabbala allâhu minnâ wa minkum, taqabbal ya karim”. Apa arti dan maknanya?
Umat Islam Indonesia merayakan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah pada Senin, 2 Mei 2022. Meskipun berbeda di awal puasa Ramadan, namun Hari Raya Idul Fitri dilakukan bersamaan antara keputusan pemerintah dan ormas-ormas Islam.
Terdapat banyak amalan sunah yang dapat dilakukan umat Islam selama Hari Raya Idul Fitri. Salah satunya ialah mengucapkan selamat (tahniah) kepada sesama muslim. Hal itu dianjurkan karena pada Hari Raya Idul Fitri, umat Islam merayakan kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh pada Ramadan.
Dalam uraian “Kesunnahan saat Idul Fitri dan Penjelasannya” yang ditulis oleh M. Mubasysyarum Bih di NU Online, dijelaskan bahwa dalil kesunahan tahniah saat Idul Fitri berlandaskan beberapa hadis yang disampaikan dari Imam Baihaqi dalam kitab Sunan Baihaqi.
Meskipun hadis yang dikatakan oleh Imam Baihaqi rata-rata sanad hadis itu lemah, namun dalil ini dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan amalan yang disunahkan saat hari raya, berupa pengucapan selamat kepada sesama muslim.
Ulama mazhab Syafi'i Ibnu Hajar al-Asqalani menanggapi perihal hadis tersebut: “Pernyataan Baihaqi tentang hadis-hadis dan ucapan para sahabat yang lemah (riwayatnya) itu benar, namun rangkaian dalil-dalil tersebut bisa dibuat argumen dalam urusan sejenis tahniah ini.”
Ucapan tahniah yang populer di masyarakat muslim Indonesia ialah “Minal ‘aaidiin wal faaiziin” dan “mohon maaf lahir dan batin”. Sebenarnya, ada juga ucapan lain yang dapat dilafalkan oleh umat Islam sebagai tahniah, yakni “Taqabbala allâhu minnâ wa minkum”.
DilansirNU Online, Ibnu Hajar Al-Asqalani melalui kitab Fathul Bari menjelaskan perihal tahniah jenis tersebut:
“Telah sampai kepada kami riwayat dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata: “Jika para sahabat Rasulullah saling bertemu di hari raya, sebagiannya mengucapkan kepada sebagian lainnya:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ
Bacaan latinnya: "Taqabbalallahu minnaa wa minkum”
Artinya: "“Semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah amalan kami"
Tahniah “Taqabbalallahu minnaa wa minkum/تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ” juga memiliki versi panjangnya. Berikut ini versi panjang tahniah jenis ini:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ وَجَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَاءِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ كُلُّ عاَمٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Bacaan latinnya: “Taqabbalallaahu minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair”
Artinya: “Semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu senantiasa dalam kebaikan.”
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi