tirto.id - Praktik kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan bangsa Eropa sejak abad ke-15 Masehi berlandaskan misi gold, glory, dan gospel atau yang disingkat sebagai 3G. Jika gold adalah upaya untuk mencari kekayaan dan gospel adalah penyebaran agama, lantas apakah yang dimaksud dengan glory?
Dua negara yang mengawali penjelajahan samudera adalah Spanyol dan Portugis untuk menemukan tempat-tempat baru di dunia. Di masa itu, Spanyol dan Portugis meneken Perjanjian Tordesilas pada 7 Juni 1494 yang merupakan kesepakatan untuk membagi dunia ke dalam dua kerajaan katolik di Eropa.
Dikutip dari buku Principles of Political Geography (1957) yang ditulis oleh Weigert dan W. Hans, dua kerajaan katolik itu adalah kerajaan Spanyol yang memperoleh bagian dunia barat dan kerajaan Portugis menguasai dunia timur. Kesepakatan pembagian wilayah itu dilakukan dengan perhitungan khusus dalam perjanjian tersebut.
Dari sejarahnya, Perjanjian Tordesilas ini merupakan gagasan Paus Alexander VI dari Vatikan sebagai solusi atas persaingan dua kerajaan Katolik itu. Ia mengeluarkan kebijakan atau fatwa gold, glory, dan gospel alias 3G.
Dengan demikian, tujuan Portugis dan Spanyol, yang diikuti dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya melakukan penjelajahan samudera, selain untuk memperoleh kekayaan (gold) dan menyebarkan agama (gospel), juga mengusung misi kejayaan (glory).
Dalam kasus Indonesia sendiri, karena Portugis kebagian wilayah dunia timur, maka kepulauan Nusantara pada abad ke-16 sempat dijajah oleh Portugis, yang kemudian juga diikutcampuri oleh bangsa Spanyol. Namun, berkat Perjanjian Zaragoza pada 22 April 1529, Spanyol pun harus hengkang dari Nusantara.
Arti Glory dalam Sejarah Penjelajahan Bangsa-Bangsa Eropa
Selain untuk memperoleh kekayaan (gold) dan menyebarkan agama (gospel), tujuan penting lainnya adalah untuk memperoleh kejayaan (glory). Kejayaan ini dapat berbentuk kekuasaan atas wilayah jajahan, serta pengaruhnya bagi kerajaan katolik di kawasan Eropa.
Artinya, penjelajahan ke wilayah baru bukan semata untuk menancapkan kuasa atas wilayah tersebut, namun juga menguatkan posisi kerajaan Portugis atau Spanyol di Eropa.
Sebagai analogi, bangsa yang melakukan penjelajahan ke bulan, bukan berarti hanya untuk eksplorasi bulan, namun juga menancapkan pengaruh ke masyarakat Bumi. Ketika penjelajahan itu berhasil, maka kekuasaan atau kehebatan mereka pun diakui oleh bangsa Eropa lainnya.
Dilansir laman Encyclopedia, glory artinya yaitu kejayaan yang diinginkan oleh para petinggi kerajaan katolik, baik itu Spanyol maupun Portugis. Kedua bangsa itu saling bersaing untuk memperoleh wilayah jajahan dan menancapkan pengaruh di kawasan yang mereka jelajahi, serta kehormatan di kalangan bangsa Eropa sendiri.
Semakin banyak dan kuat jajahan mereka, semakin kokoh posisi kerajaan katolik tersebut di Eropa. Orang-orang yang terafiliasi dengan kerajaan pun cenderung memperoleh gelar kebangsawanan dan dihormati oleh para pesaingnya.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dipna Videlia Putsanra