Menuju konten utama

Antraks Terindikasi Menyebar di Trenggalek

Virus antraks terindikasi menular ke sejumlah sapi di Trenggalek dan ada indikasi sudah memapar ke korban manusia.

Antraks Terindikasi Menyebar di Trenggalek
Tim Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Peternakan melakukan uji kandungan pH aman pada daging sapi saat sidak dan pengambilan sampel bahan pangan hewani di pasar tradisional Pabaeng-baeng, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/1/2017). Pengambilan sampel dan pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyakit ternak berbahaya, Antraks, menyusul temuan belasan warga yang diduga terpapar Antraks di Kulon Progo Yogyakarta. ANTARA FOTO/Dewi Fajriani.

tirto.id - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menemukan indikasi kuat menularnya virus Antraks ke sejumlah sapi di kawasan tersebut.

Karena itu, menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan, Trenggalek, Budi Satriawan, telah dilakukan sterilisasi kawasan di sekitar temuan hewan yang tertular virus antraks.

"Indikasi awalnya sudah mengarah ke antraks, dan kami sudah memberlakukan sterilisasi dengan menetapkan zona merah, kuning dan hijau hingga radius sembilan kilometer," kata Budi pada Senin (20/2/2017) seperti dikutip Antara.

Temuan kasus adanya sapi yang terindikasi tertular virus Antraks muncul pada Jumat (17/2/2017) lalu. Sejak itu, Budi mengatakan tim kesehatan hewan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek telah melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan desinfektan di area zona merah hingga radius tiga kilometer.

Petugas juga melakukan penyuntikan antibiotik terhadap sejumlah ternak yang berada di area yang sama untuk mengantisipasi penularan lebih lanjut.

"Targetnya minimal akan dilakukan sterilisasi hingga enam kali, khususnya di area zona merah dan kuning dengan rentang waktu dua hari sekali," kata Budi.

Kepala Seksi Penyelidikan Penyakit Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek, Sumadi menjelaskan zonasi diberlakukan dengan radius masing-masing tiga kilometer (zona merah), enam kilometer (zona kuning) dan sembilan kilometer (zona hijau).

Saat ini pemantauan dan penyelidikan (surveilance) masih terus dilakukan di sekitar lokasi kandang ternak sapi milik Thoimin di Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu yang teridentifikasi terpapar antraks.

Kini, Tim Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek telah menemukan ada dua ekor sapi di Desa Ngepeh yang terindikasi tertular antraks.

Ada dugaan virus ini juga telah menular ke manusia di kawasan itu. Dugaan muncul setelah petugas kesehatan hewan menerima laporan keluhan dari Thoimin, yang menderita luka gores, namun tak kunjung sembuh dan kemudian malah menjadi bengkak menyerupai bisul. Luka mirip bisul itu mirip dengan gejala umum efek penularan antraks.

Indikasi penyebaran antraks ini menarik perhatian Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek karena kasus serupa pernah terjadi di kawasan ini setahun sebelumnya.

Temuan kasus diduga antraks tersebut menurut Budi sudah dilaporkan ke Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Balai Besar Veteriner di Wates Yogyakarta serta Kementerian Pertanian.

Wabah antraks sebelumnya telah ditemukan di kawasan Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejumlah ekor sapi dan warga di sana terbukti tertular virus ini.

Baca juga artikel terkait ANTRAKS atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom