Menuju konten utama

Antisipasi Demam Babi Afrika, Pemeriksaan di Bandara NTT Diperketat

Mengantisipasi African swine fever atau demam babi Afrika di NTT, Bandara El Tari Kupang memperketat pemeriksaan barang

Antisipasi Demam Babi Afrika, Pemeriksaan di Bandara NTT Diperketat
Babi pink. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) memperketat pemeriksaan barang, khususnya untuk produk pertanian demi upaya mencegah penyebaran virus African Swine Fever atau demam babi Afrika.

"Informasi yang kami terima virus-virus itu menyebar lewat barang-barang pertanian atau perkebunan, sehingga proses pemeriksaan kami perketat," kata Humas PT Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang Rahmat Sugeng W di Kupang seperti dilansir Antara.

PT Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang sudah menyampaikan surat edaran kepada maskapai penerbangan pengguna jasa bandara untuk mewaspadai penyebaran virus African swine fever atau demam babi Afrika setelah merebaknya penularan penyakit babi tersebut di negara tetangga Timor Leste.

"Kami langsung keluarkan surat edaran kepada sejumlah maskapai penerbangan, khususnya maskapai penerbangan yang memang langsung melayani rute Kupang-Dili Timor Leste," ujar Rahmat.

Selain itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat juga sudah menyampaikan surat edaran ke semua pemerintah daerah di wilayahnya agar mewaspadai penyebaran virus demam babi Afrika dari negeri seberang Timor Leste.

"Surat edaran tersebut juga untuk surveillance, pengambilan sampel pada beberapa titik lokasi perbatasan, untuk memastikan virus tersebut belum menular ke wilayah NTT," kata Asisten II Sekretaris Daerah NTT Semuel Rebo.

Sebelumnya, pemerintah Timor Leste mengumumkan virus African Swine Fever atau demam babi Afrika untuk pertama kali menjangkit ternak di negaranya beberapa pekan lalu, demikian kata organisasi dunia untuk kesehatan hewan (OIE) yang berpusat di Paris seperti diwartakan Antara mengutip Reuters.

Penyakit Demam Babi Afrika terdeteksi sebanyak seratus kasus dan telah menewaskan 405 ekor babi milik peternak rumahan di Dili di wilayah utara Timor Leste.

Timor Leste merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia, khususnya Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dua negara itu berbagi wilayah di Pulau Timor yang terletak di sebelah utara Australia.

Menurut data sensus pada 2015 di Timor Leste, jumlah babi yang diternak di wilayah terjangkit wabah mencapai 44.000 ekor.

African swine fever atau demam babi Afrika merupakan virus yang tidak berbahaya bagi manusia, tetapi mematikan untuk babi. Sejauh ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah penularan virus tersebut.

Untuk kasus Asia, virus itu pertama kali menjangkit China lebih dari satu tahun yang lalu. Wabah kemudian meluas ke Kamboja dan Vietnam.

Pemerintah Vietnam sendiri tahun lalu juga telah memusnahkan 2 juta ekor babi guna menghentikan wabah demam babi Afrika tersebut.

Menteri Pertanian Nguyen Xuan Cuong mengatakan, dalam pertemuan dengan parlemen bahwa virus telah menyebar ke 48 dari 63 provinsi, menambah jumlah babi yang telah dimusnahkan dari 1,7 juta ekor.

Daging babi menyumbang tiga perempat dari jumlah keseluruhan daging yang dikonsumsi di Vietnam, negara dengan 95 juta jiwa, tempat sebagian besar dari 30 juta babi peliharaan dikonsumsi dalam negeri.

"Ini penyakit yang sangat berbahaya dan kami harus memeranginya secara serius. Seluruh sistem politik harus terlibat dalam aksi ini," tukas Cuong.

Baca juga artikel terkait DEMAM BABI AFRIKA atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Dipna Videlia Putsanra