Menuju konten utama

Ansor Surabaya Kerahkan Pasukan Siber Guna Tangkal ISIS

Ansor waspadai potensi gerakan ISIS di Surabaya. Mereka mengerahkan pasukan siber untuk menangkal propaganda ISIS.

Ansor Surabaya Kerahkan Pasukan Siber Guna Tangkal ISIS
Sejumlah anggota Banser meneriakkan yel-yel dalam apel kebangsaan di Lapangan Lumintang, Denpasar, Bali, Minggu (14/5). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana.

tirto.id - Gerakan Pemuda Ansor mengerahkan pasukan siber di dunia maya untuk menangkal kelompok ISIS yang diduga mulai bermunculan di Surabaya.

Ketua DPC GP Ansor Kota Surabaya Alaik S Hadi, di Surabaya pada Kamis (6/7/2017) menyampaikan, langkah itu sebagai respons atas insiden pemasangan bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/7) kemarin.

Alaik memastikan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap sel-sel gerakan teroris dan radikal di Surabaya. Ia mengaku telah menjalankan program deradikalisasi langsung ke masyarakat bersama ulama dan pemerintah.

"Kami juga memobilisasi kekuatan siber Ansor dan Banser untuk mengantisipasi maraknya situs yang menyebarkan paham radikalisme dan terorisme, propaganda mereka tidak boleh dibiarkan begitu saja," ujar Alaik seperti dikabarkan Antara.

Alaik menilai, internet mudah digunakan sebagai alat propaganda karena mudah diakses, tidak ada kontrol, punya audience yang luas, serta tidak bisa diketahui identitasnya.

"Inilah yang akan kami lawan dengan membangun suasana damai di dunia maya," ujar Alaik.

Terkait gerakan ancaman gerakan teroris di Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya pernah menyamaikan bahwa perlawanan terhadap gerakan itu tidak bisa hanya mengandalkan TNI, Polri, dan pemerintah sebab peran masyarakat sangat dibutuhkan.

Lantaran itu, Risma berharap ada sinergitas antara TNI, Polri, serta masyarakat Surabaya untuk melawan gerakan teror. Selain itu, lingkup satuan kerja yang terkecil seperti RT pun harus selalu sigap.

"Setiap saat kita harus bersama-sama mencegahnya dan jangan menunggu kejadian. Ini sangat penting agar lingkungan selalu terjaga dari ancaman kekerasan apa pun," kata Risma.

Seperti diketahui, indikasi menguatnya ancaman terorisme di Surabaya yakni ditangkapnya dua terduga teroris pada Januari 2014. Selain itu terbitnya saran perjalanan (travel advisory) dari Pemerintah Australia dan Amerika Serikat bagi warga negara mereka yang akan atau sedang di Surabaya. Terakhir adalah kasus delapan warga Surabaya yang hilang di Turki.

Baca juga artikel terkait GP ANSOR atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH