tirto.id - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan pembangunan sarana transportasi publik di ibu kota ditujukan untuk mengubah perilaku masyarakat.
“[Pembangunan] Infrastruktur dalam rangka transformasi tingkah laku dari warga kami,” kata Anies.
Dia menyatakan hal itu dalam diskusi "Sustaining Transit Investment in Asia's Cities" di Balai Agung, Jakarta Pusat, pada Senin (15/4/2019).
“Karena itulah, kami melihat MRT [Moda Raya Terpadu] lebih dari sekadar transportasi individu dari suatu ke tempat lainnya. MRT adalah alat untuk mempersatukan kota,” Anies menambahkan.
Dia menjelaskan salah satu bentuk penyatuan itu ialah penghapusan kelas penumpang berdasarkan kemampuan membayar tarif di layanan MRT Jakarta.
Menurut Anies, MRT Jakarta juga memprioritaskan penyandang disabilitas, orang tua dan ibu hamil untuk mendapatkan tempat duduk.
“Inilah yang sering saya sebut sebagai kedudukan tidak menentukan tempat duduk,” ujar Anies.
Dia menambahkan MRT Jakarta juga menjadi sarana transportasi yang bisa membuat warga di ibu kota lebih sering saling berinteraksi.
“Mungkin kita tidak menyadarinya tapi, mari saya jelaskan. Hari ini kita semua datang ke Balai Kota. Banyak yang datang menggunakan dengan mobil, beberapa orang yang mempersiapkan acara ini menggunakan sepeda motor,” ujar Anies.
“Alat yang membawa kita tidaklah sama ke sini. Kendaraan kita kebanyakan berbeda," kata dia.
Menurut Anies, ketika banyak warga Jakarta berangkat bekerja dengan kendaraan pribadi, peluang untuk bersosialisasi dengan orang di luar tempat kerja juga semakin sempit.
Sementara MRT Jakarta, dia nilai memberi peluang masyarakat di ibu kota untuk lebih sering saling berinteraksi.
“Jadi kita harus melihat kendaraan umum seperti MRT lebih dari sekadar infrastruktur, lebih dari itu," kata dia.
"Itu juga yang mendasari kita mengembangan kawasan pedestrian sebagai tempat interaksi warga,” tambah Anies.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Addi M Idhom