Menuju konten utama

Anies Bangun Sistem Saringan Sampah Badan Air untuk Tangani Banjir

Sistem saringan sampah badan air dibangun di perbatasan, yakni Kali Ciliwung TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Anies Bangun Sistem Saringan Sampah Badan Air untuk Tangani Banjir
Kondisi Pintu Air Manggarai Siaga 2,Selasa (25/2/2020) (ANTARA/ Livia Kristianti)

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membangun sistem saringan sampah badan air untuk menanggulangi permasalahan sampah dan banjir secara simultan di Ibu Kota. Saringan tersebut dibangun di perbatasan, yakni Kali Ciliwung TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Anies mengklaim pembangunan sistem saringan sampah badan air menjadi terobosan pertama di Indonesia.

"Secara teoritik efektif ini kita lihat di lapangan. Kemudian dari situ nanti bisa dikembangkan di semua tempat, bahkan bukan hanya di Jakarta tapi di seluruh Indonesia, dan inilah proyek pertama," kata Anies saat meninjau Kali Ciliwung TB Simatupang, Senin (26/9/2022).

Anies menuturkan sistem pembangunan ini telah melalui kajian yang matang. Konsep perencanaan pun sudah dibahas bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan disepakati dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC).

Dia pun menceritakan pengalamannya saat mulai bekerja di Jakarta, tepatnya pada awal 2018. Saat itu, ia berfokus pada peningkatan volume udara di pintu air manggarai sehingga terjadi timbunan sampah yang luar biasa banyak. Hal tersebut memunculkan ide bagaimana cara mengatasi sampah di perbatasan Jakarta.

"Kemudian dibahas, didiskusikan, dan diputuskan untuk dilakukan pembangunan saringan sampah di tempat-tempat sebelum masuk pemukiman yang padat, kawasan yang lebih padat. Anggarannya sudah disiapkan untuk tahun 2020 senilai Rp195 miliar. Nah harapannya ini akan mengendalikan sampah untuk masuk ke dalam kota," tuturnya.

Menurut Anies, saringan sampah ini juga bermanfaat untuk menjaga pompa-pompa pengendalian banjir yang dioperasikan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI agar tidak mengalami efek bendungan yang dapat mengakibatkan banjir, seperti Pompa Waduk Pluit, Pompa Ancol, dan Pompa Gambir .

Pembangunan saringan ini dilatarbelakangi penekanan volume sampah yang hanya pada satu titik penanganan (Pintu Air Manggarai, Kali Ciliwung Jembatan Kampung Melayu). Penanganan pada titik lain yakni meminimalkan efek pembengkokan yang menyebabkan banjir, terutama saat musim hujan dan terjadi kiriman dari hulu Kali Ciliwung.

Selain itu, ada keterbatasan ruang di Pintu Air Manggarai yang membutuhkan penambahan alat berat untuk penanganan sampah di badan Kali Ciliwung. Pemindahan penanganan sampah di Pintu Air Manggarai ke perbatasan DKI Jakarta untuk meringankan beban penanganan sampah di Pintu Air Manggarai.

Kemudian, karakteristik sampah yang sangat beragam juga membuat pengelolaan sampah menjadi kurang efektif. Sampah perlu dipilah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Anies mengatakan hal itu dapat memperpendek masa manfaat dari Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang telah mendekati masa akhir.

Lebih lanjut, Anies berharap pembangunan sistem saringan sampah badan air selesai pada akhir 2022 bertepatan dengan puncak musim penghujan. Dengan begitu, air yang masuk ke Jakarta melalui Kali Ciliwung tidak lagi menghantarkan sampah.

"Ini harapan kita, terima kasih semua yang sudah bekerja untuk mempersiapkan ini. Sebuah rencana yang kita ikhitarkan sejak 2018-2019 akhirnya bisa terlaksana. Dan mudah-mudahan bisa jadi untuk warga Jakarta," kata Anies.

Baca juga artikel terkait SAMPAH SUNGAI CILIWUNG atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan