Menuju konten utama

Angkasa Pura II Harap Pilot Garuda Batal Mogok Kerja

"Mudah-mudahan pemerintah dan pihak pekerja tercapai kesepakatan baik bagi semua pihak," kata Djoko.

Angkasa Pura II Harap Pilot Garuda Batal Mogok Kerja
Armada Boeing Garuda Indonesia 747-400 di bandara Frankfurt. FOTO/Wikicommon Images

tirto.id - Pihak Angkasa Pura (AP) II berharap aksi mogok pilot dan karyawan Garuda Indonesia batal dilaksanakan karena khawatir akan mengganggu nasib penumpang saat Lebaran nanti.

"Mudah-mudahan ini tidak terjadi karena kalau ini sampai terjadi tidak bisa dibayangkan bagaimana akan terlantarnya para penumpang yang ada di bandar udara-bandar udara karena pangsa pasarnya cukup besar," kata Direktur Operasi dan Teknik Angkasa Pura II, Djoko Murjatmodjo di Cikini, Jakarta, Sabtu (2/6/2018).

Djoko mengatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan mengenai rencana mogok pilot Garuda tersebut. "Tugas kami sementara ini adalah bagaimana mencegah supaya para penumpang tidak berduyun-duyun datang ke bandar udara. Karena itu akan terjadi kontraproduktif sendiri, akan jadi permasalahan," kata Djoko.

Menurut dia, para pilot tersebut juga sudah melakukan audiensi dengan Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan. Namun, pihak AP II belum mendapat informasi mengenai hasil pembicaraan tersebut.

"Sekali lagi dari operator bandara sangat berharap demi kelancaran angkutan Lebaran dan juga penerbangan di Indonesia itu tidak terjadi," tutur Djoko.

"Mudah-mudahan pemerintah dan pihak pekerja tercapai kesepakatan baik bagi semua pihak," kata Djoko.

Aksi mogok rencana dilakukan oleh Sekretariat Bersama (Sekber) Serikat Karyawan Garuda Indonesia, yang terdiri dari Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Sekretariat Karyawan Garuda (Sekarga).

Aksi tersebut dilakukan karena mereka merasa tidak pernah didengarkan oleh Menteri BUMN terkait tuntutan untuk melakukan perombakan pada direksi BUMN.

"Rencana Mogok tersebut nantinya akan kami beritahu ke publik paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum mogok dilakukan. Sesuai dengan konferensi pers terakhir pada tanggal 2 mei 2017, disampaikan bahwa kami akan menunggu respons dari pemerintah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja ke depan." ungkap mereka dalam rilis yang diterima Tirto, Sabtu (2/5/2018).

"Keputusan tersebut diambil karena kami sudah menghitung dan mempertimbangkan dengan sangat cermat bahwa jika keputusan mogok harus diambil, maka kegiatan tersebut pasti tidak bertepatan dengan momen krusial para konsumen,” lanjut mereka.

Selain itu, mereka juga mengaku telah bertemu dengan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan untuk membahas masalah tersebut. Mereka mengklaim Luhut akan mencarikan solusi atas masalah PT Garuda Indonesia.

Seperti dilansir Antara, Asosiasi Pilot Garuda (APG) mengatakan akan ada 1.300 pilot dan 5.000 kru Garuda Indonesia yang melakukan aksi mogok kerja dalam waktu dekat, termasuk saat arus mudik Lebaran.

Menurut Ketua Umum Sekarga Ahmad Irfan Nasution, salah satu alasan pihaknya melakukan aksi mogok kerja karena mediasi antara karyawan dan direksi Garuda tak memenuhi titik temu.

Padahal, mediasi tersebut sangat diperlukan untuk membahas kerugian perusahaan hingga 213,4 juta dolar AS atau sekitar Rp2,88 triliun pada 2017, yang diduga karena kegagalan direksi dalam mengelola perusahaan.

Baca juga artikel terkait AKSI MOGOK PILOT GARUDA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto