tirto.id - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa hingga Rabu (15/7/2020) jumlah kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di provinsi telah mencapai 43 orang. Kasus terakhir merenggut nyawa seorang anak berusia empat tahun pada Senin (16/3/2020).
"Data per hari Selasa (17/3) kemarin kasus kematian terakhir akibat DBD terjadi di Kota Kupang, sehingga sampai saat ini jumlah korban meninggal di NTT totalnya menjadi 43 orang," kata Sekretaris Dinas Kesehatan NTT David Mandala dilansir dari Antara, Rabu (18/3/2020).
Ia mengatakan anak berusia empat tahun yang menjadi korban meninggal teranyar adalah seorang warga dari Kelurahan Oebobo, Kupang. David mengatakan korban DBD itu meninggal karena diduga terlambat dibawa ke puskesmas terdekat untuk dilakukan penanganan.
Ia mengatakan jumlah kasus DBD di NTT terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Saat ini kasus DBD di NTT telah menyentuh angka 3.731 kasus.
Penyumbang kasus DBD terbesar berada di Kabupaten Sikka dengan jumlah mencapai 1.396 kasus dengan angka kematian mencapai 14 kasus. Disusul Kota Kupang dengan jumlah kasus mencapai 529 kasus dengan jumlah yang meninggal mencapai enam orang.
Sementara itu peringkat ketiga adalah kabupaten Alor dengan jumlah kasus mencapai 345 kasus dengan korban meninggal mencapai empat orang.
Pemerintah provinsi juga sudah melakukan berbagai cara untuk menekan angka kematian akibat DBD. Salah satu cara adalah mengirimkan sejumlah dokter spesialis ke sejumlah daerah yang terparah kasus DBDnya.
Bahkan saat ini khusus untuk kabupaten Sikka saja, provinsi NTT mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat seperti dokter ahli dan perawat bahkan informasi yang diperoleh ANTARA menyebutkan bahwa per Rabu (18/3) KLB DBD yang sudah berada di tahap keempat sudah dicabut.
Masyarakat diminta agar tetap menjaga kebersihan lingkungan serta memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk aedes aegypty.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Bayu Septianto