tirto.id - Ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Kota Banda Aceh penuh dengan pasien terinfeksi COVID-19, begitu juga dengan ruang isolasi Pinere yang telah terisi pasien mencapai 90 persen.
Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dr Azharuddin, Rabu, mengatakan ruang RICU sudah penuh pasien COVID-19, sedangkan ruang outbreak Pinere atau Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging terdapat sekitar 51 orang pasien.
"Memang dinamis, pokoknya tempat perawatan untuk kasus (terisi) lebih dari 90 persen, itu sudah tanda-tanda memang kapasitas akan penuh," katanya, di Banda Aceh.
Meskipun, kata Azharuddin, selama ini banyak dilaporkan penambahan kasus baru di Aceh, tetapi ada juga peningkatan jumlah pasien yang sembuh, dan yang meninggal dunia.
Namun, ruang perawatan COVID-19 tidak sanggup menampung pasien, apabila kasus di provinsi paling barat Indonesia tersebut terus meningkat secara drastis.
"Memang ada pulang sembuh tapi ada juga yang pulang [kondisi] meninggal dunia," kata Azharuddin menjelaskan kondisi dalam penanganan pasien positif COVID-19 di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
Jumlah kasus positif COVID-19 per 2 September 2020 di Provinsi Aceh yakni 1.697, sedangkan yang sembuh 395 dan meninggal 68 orang.
Selain itu, situasi COVID-19 di daerah Tanah Rencong juga sedang banyak menyerang para tenaga kesehatan. Katanya, lebih 100 orang dokter yang positif terinfeksi, dan satu di antaranya meninggal dunia.
"Untuk tim medis kita lagi meningkat, angka positifnya (COVID-19) sedang naik. Ini yang pertama dokter spesialis meninggal. Yang positif lebih 100 orang tapi ini pertama yang meninggal dunia di RSUDZA," katanya.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh Safrizal Rahman mengatakan sekitar 200 orang tenaga medis di wilayah provinsi paling barat Indonesia yang dilaporkan telah terkonfirmasi positif COVID-19.
"Banyak tenaga kesehatan yang sudah terkena, bahkan mencapai 10 persen dari angka positif kita itu adalah tenaga medis, sudah mendekati 200 orang," kata dr Safrizal Rahman.
Ia menjelaskan, IDI Aceh telah mencatat sekitar 200 orang tenaga medis yang positif terpapar, baik dari kalangan dokter, perawat, dan bidan. Namun, datanya sangat fluktuatif, karena ketika penambahan kasus, ada datanya belum masuk ke laporan.
Menurut Safrizal, mayoritas paramedis yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau asimtomatik, sehingga hanya membutuhkan waktu untuk isolasi mandiri. Hanya sedikit yang memiliki gejala sehingga harus dirawat di ruang RICU.
Editor: Maya Saputri