Menuju konten utama

Ancaman Lonjakan Harga Pangan karena Cuaca Ekstrem dan Banjir

Ada potensi efek domino dari curah hujan ekstrem, yaitu terganggunya rantai pangan dan membuat harganya jadi mahal.

Ancaman Lonjakan Harga Pangan karena Cuaca Ekstrem dan Banjir
Foto udara areal persawahan di Kabupaten Banjar yang masih terendam air di Kalimantan Selatan, Kamis (28/1/2021). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/hp.

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang akan terjadi sampai awal Maret 2021 di beberapa wilayah. Banjir tak terelakkan di beberapa wilayah, termasuk di sentra lumbung pangan seperti Karawang, Subang, dan Indramayu Jawa Barat.

Situasi ini membuat produksi pangan secara umum terganggu dan potensial membuat harga naik. “Sekarang itu lagi masa tanam, Januari Februari. Masa panen April. Kalau sampai April ini terganggu, sudah pasti akan memengaruhi harga,” kata peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah kepada reporter Tirto, Senin (22/2/2021).

“Apalagi April sudah masuk Ramadan. Enggak ada masalah saja kalau bulan puasa semua bahan pokok naik,” tambahnya.

Meski tidak semua sentra produksi pangan terganggu, efek yang dihasilkan tetap saja merata karena ada pemberitaan mengenai harga pangan naik. Menurutnya, akan ada fenomena “pedagang menyamaratakan harga pangan meski tidak terdampak cuaca ekstrem dan banjir.”

Agar hal ini tak terjadi, ia meminta pemerintah lekas bergerak. “Ini tugasnya Kementan dan Kemendag untuk cek kesiapan produksi. Mumpung bulan puasa masih 2 bulan lagi,” katanya.

Kekhawatiran serupa juga diungkapkan Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri. “Ada beberapa komoditas harganya berpotensi naik. Beberapa komoditas harganya enggak aman saat Ramadan dan Lebaran,” katanya kepada reporter Tirto, Senin.

Salah satu contoh yang ia sebut adalah cabai. “Banyak petani yang milih untuk enggak tanam karena khawatir busuk dan gagal panen.”

Hingga saat ini harga beberapa komoditas memang turun, sebut saja cabai sampai bawang merah. Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga cabai merah di DKI Jakarta sejak awal 2021 sampai saat ini mencapai Rp97 ribu/kg, jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan yaitu sebesar Rp35 ribu/kg. Begitu pula harga bawang merah yang mencapai Rp42 ribu/kg sementara HET-nya Rp32 ribu/kg.

Abdullah berharap ada intervensi dari pemerintah agar harga-harga tak melonjak. “Jika konsumsi normal satu komoditas di hari biasa 1 ton, maka kebutuhan nanti saat Ramadan dan Lebaran melonjak jadi 2,5 ton. Ada peningkatan permintaan yang luar biasa drastis, komoditas utama harus diamankan pasokan dan harganya. Daging ayam, gula, minyak, telur, bawang merah dan cabai itu harus dikontrol,” katanya.

Ia juga meminta Kementerian Pertanian mendata kawasan mana saja yang mengalami gangguan produksi akibat cuaca ekstrem. Hal tersebut akan membantu meminimalisasi lonjakan harga pangan saat daya beli masyarakat selama Ramadan dan Lebaran di bulan April dan Mei potensial meninggi.

“Dua bulan ini cukup untuk mengantisipasi kenaikan bahan pangan akibat cuaca. Yang penting data aja dulu soal ini, baru kemudian prediksi konsumsi dobel untuk antisipasi Lebaran dan Ramadan,” terang dia.

Dampak Lain

Selain dampak jangka menengah-panjang, terdapat pula akibat jangka pendek yang sudah terasa, yaitu terhambatnya akses logistik. Banjir, kata Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita, telah membuat “aktivitas logistik di kawasan Jabodetabek turun sampai 60 persen.”

Sementara Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey mengatakan karena banjir ada 200 toko yang ditutup hingga awal Maret nanti. “Itu baru di Jakarta saja. Belum kawasan penyangga,” katanya kepada reporter Tirto, Senin.

Nominal kerugian diperkirakan Rp15 miliar atau lebih besar dari itu, katanya. “Itu rugi dari hilangnya potensi transaksi dan kerugian kerusakan barang.”

Baca juga artikel terkait DAMPAK BANJIR atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Rio Apinino