Menuju konten utama

AMIN: Anggaran Pertahanan & Pengadaan Alutsista Bukan Rahasia

Timnas AMIN menuturkan yang bersifat rahasia dalam sektor pertahanan itu di antaranya tentang strategi operasi hingga lokasi markas.

AMIN: Anggaran Pertahanan & Pengadaan Alutsista Bukan Rahasia
Juru Bicara Timnas AMIN, Billy David Nerotumilena, saat memberi keterangan di Jakarta, Selasa (5/12/2023). ANTARA/Khaerul Izan/aa.

tirto.id - Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) mengklaim anggaran pertahanan dan pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) bukan hal yang harus dirahasiakan ke publik. Juru Bicara Timnas AMIN Billy David Nerotumilena, menilai ada penyalahgunaan terminologi tentang data yang rahasia pada sektor pertahanan.

"Kalau kita berbicara tentang anggaran, berbicara tentang pengadaan alutsista, itu kan sebenarnya masih dalam hal-hal yang kita semua harus tahu," kata Billy dikutip dari Antara, Selasa (9/1/2024).

Dia menuturkan Kementerian Keuangan pun baru-baru ini juga telah membeberkan anggaran sektor pertahanan dan keamanan. Billy menjelaskan hal-hal yang bersifat rahasia dalam sektor pertahanan itu di antaranya tentang strategi operasi hingga lokasi markas sehingga menilai alokasi anggaran itu bukan merupakan hal yang bersifat rahasia.

"Dan itu yang saya rasa pembahasan kemarin, baik itu dari 01 (Anies) dan 03 (Ganjar), masih dalam substansi yang harusnya bisa dibuka," ungkap Billy.

Selain itu, dia pun mengoreksi pernyataan Anies soal anggaran di Kementerian Pertahanan sekitar Rp700 triliun. Dia menjelaskan angka tersebut merupakan anggaran sejak lima tahun terakhir.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, mengaku bersyukur calon presiden, Prabowo Subianto, tidak terpancing untuk membuka data pertahanan Indonesia ketika dicecar oleh capres lain saat debat.

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran itu mengatakan para capres yang meminta Prabowo untuk membuka data pertahanan Indonesia secara terbuka tidak memahami risiko terbukanya data pertahanan pada kedaulatan negara. Sebab, kata dia, data pertahanan negara bersifat rahasia.

“Data pertahanan tidak bisa sembarangan dibuka. Sifatnya rahasia negara, confidential. Hanya bisa dibuka di kalangan tertentu," ucap Meutya.

Debat ketiga Pilpres 2024

Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan pendapat saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

Sebelumnya, Capres Ganjar Pranowo membeberkan data indeks pertahanan dalam Minimum Essential Force (MEF) menurun dalam satu tahun terakhir. Penyebabnya pun dipertanyakan Ganjar kepada Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Menurut Ganjar, Global Peace Index Indonesia, institut ekonomis, Global Military Index, International Center Conflict Study, Lowy Institute Asia Power, anggaran pertahanan, dan kapabilitas militer Indonesia menurun.

"Pak Prabowo Saya mau bertanya kepada bapak termasuk kemudian capaian MEF kita hanya 65,49 persen dari target 79 persen. Mengapa terjadi penurunan dan apa solusinya?" ucap Ganjar mempertanyakan kepada Prabowo, Minggu (7/1/2024).

Prabowo Subianto kemudian menerangkan alasan turunnya indeks pertahanan itu dengan mengutarakan mengenai pengalihan anggaran karena beberapa keadaan darurat. Prabowo juga menjelaskan mengenai alasan pembelian pesawat bekas. Ganjar lalu menyayangkan jawaban Prabowo yang tidak menjelaskan mengenai turunnya indeks pertahanan. Sebab, baginya bukan mengenai keuangan dan dia pun tak menyinggung pembelian alutsista bekas.

Prabowo lalu menuturkan agar semua data yang dimilikinya dapat dijelaskan di luar forum debat. Sebab, dia merasa membutuhkan waktu untuk menjawab hal itu.

Baca juga artikel terkait ANGGARAN PERTAHANAN

tirto.id - Flash news
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin