Menuju konten utama

Amankah Vaksin Sinovac COVID-19 & Apa Efek Samping untuk Lansia?

Apakah vaksin COVID-19 buatan Sinovac aman untuk lansia dan adakah efek sampingnya?

Amankah Vaksin Sinovac COVID-19 & Apa Efek Samping untuk Lansia?
Warga melintas di depan mural bergambar karikatur vaksin COVID-19 yang ada di Tangerang, Banten, Selasa (9/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.

tirto.id - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyatakan keamanan vaksin COVID-19 buatan Sinovac untuk kelompok lanjut usia (lansia) sudah teruji. Sebelumnya Kepala BPOM Penny Lukito menyebut tidak ada efek samping serius untuk lansia ketika diberi vaksin tersebut.

Vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah dimulai sejak 13 Januari 2021 lalu dengan menggunakan vaksin produksi Sinovac. Pada awalnya, BPOM menerbitkan Emergency Use of Authorization (EUA) atau otorisasi penggunaan darurat vaksin tersebut untuk kelompok usia 18 hingga 59 tahun atau punya batasan umur maksimal penerima.

Namun, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, angka kematian akibat COVID-19 yang terjadi pada kelompok usia lanjut cukup tinggi. 47,3 persen orang meninggal karena pengaruh COVID-19 adalah mereka yang ada di kelompok usia 60 tahun ke atas.

Ini diikuti kelompok usia 46-59 tahun (32,7 persen), kelompok 31-45 tahun (12,8 persen), kelompok 19-30 tahun (4,8 persen), kelompok 6-18 tahun (1,5 persen), dan terakhir kelompok 0-5 tahun (0,8 persen).

Berangkat dari fakta tersebut, kelompok lansia dinilai masuk kelompok prioritas penerima vaksin COVID-19. BPOM sendiri terus memonitor perkembangan uji klinis pada lansia yang dilaksanakan di Brasil dan Cina demi mendapatkan data keamanan dan khasiat vaksin Sinovac.

"Pada 5 Februari 2021, Badan POM menerbitkan EUA vaksin Coronavac untuk usia 60 tahun ke atas dengan 2 dosis suntikan vaksin yang diberikan dalam selang waktu 28 hari," terang juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito pada Selasa (9/2/2021) dalam keterangan pers yang tayang di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Sebelum mengeluarkan EUA, BPOM terlebih dahulu membahas hasil evaluasi dengan melibatkan para ahli yang berkompeten, di antaranya tim Komite Nasional Penilai Obat dan ahli bidang vaksin (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dokter spesialis alergi dan imunologi, juga dokter spesialis geriatri.

Sesuai dengan tahapan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, sasaran tahap pertama adalah tenaga kesehatan. Oleh karenanya, vaksinasi lansia diprioritaskan untuk tenaga kesehatan lansia, dan hal ini sudah dilakukan sejak 8 Februari 2021.

Ditargetkan 11.600 orang tenaga kesehatan berusia 60 tahun ke atas di seluruh Indonesia akan mendapatkan vaksinasi COVID-19.

Efek Samping Vaksin COVID-19 Sinovac Untuk Lansia

BPOM merujuk pada uji klinik fase 2 di Cina dan fase 3 di Brasil untuk kelompok usia 60 tahun ke atas yang dilakukan pada Januari 2021. Hasil uji klinik tersebut menunjukkan amannya vaksin Sinovac untuk lansia.

"Dari uji klinik fase 1 dan 2 di China yang melibatkan subjek lansia sebanyak sekitar 400 orang, menunjukkan vaksin CoronaVac yang diberikan dalam 2 dosis vaksin dengan jarak 28 hari memberi hasil imunogenisitas yang baik 97,96%,” terang Kepala BPOM Penny K. Lukito.

“Begitu pula dengan hasil uji klinik fase 3 di Brazil dengan subjek lansia sebanyak 600 orang, diperoleh hasil bahwa pemberian vaksin CoronaVac pada kelompok usia 60 tahun ke atas aman,” lanjut Penny.

Meskipun demikian, berdasarkan uji klinik yang dilakukan, terdapat beberapa efek samping yang bersifat umum, yaitu nyeri pada tempat penyuntikan, mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit sebesar 1,19%, dan sakit kepala sebesar 1,19%.

Catatan penting lain adalah terkait pemberian vaksin yang harus dilakukan secara hati-hati, melibatkan proses skrining yang ketat. Ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa lansia merupakan populasi berisiko tinggi.

"Kelompok lansia cenderung memiliki berbagai penyakit penyerta atau komorbid yang harus diperhatikan dalam penggunaan vaksin ini. Karena itu, proses skrining menjadi sangat kritikal sebelum dokter memutuskan untuk memberikan persetujuan vaksinasi,” tegas Penny.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto menegaskan, lansia memang memerlukan vaksinasi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan virus Corona.

"Bagaimanapun, tetap lebih aman bagi lansia untuk mendapatkan vaksinasi daripada dampak akibat infeksi virus penyebab COVID-19," kata Wien dikutip Antara.

Baca juga artikel terkait VAKSIN SINOVAC atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH