tirto.id - Saat seseorang terluka, pertolongan pertama yang kerap dilakukan adalah menyiramnya dengan cairan alkohol. Hal itu diharapkan bisa mencegah terjadinya infeksi pada luka.
Pertolongan pertama berupa pengaplikasian alkohol luka biasanya dilakukan sebelum menutup luka dengan perban. Hal ini termasuk pengetahuan umum yang cukup sering dipraktikkan. Namun, apakah fungsi alkohol sebagai pembersih luka sudah sesuai secara medis?
Alkohol merupakan senyawa kimia organik yang bersifat keras sehingga tidak boleh sembarang digunakan. Meski alkohol dapat secara efektif mendisinfeksi benda dari bakteri dan kuman, penggunaannya terhadap kulit dapat berdampak terhadap kesehatan.
Amankah Membersihkan Luka dengan Alkohol?
Penggunaan alkohol dalam dunia medis sudah ditemukan sejak 30 Maret 1842 sebagai obat bius oleh Dr. Crawford Williamson Long, ahli bedah asal Amerika Serikat yang juga diperingati sebagai Doctor’s Day di Amerika Serikat.
Hingga kini, penggunaan alkohol sebagai obat anestesi masih diberlakukan untuk menekan fungsi pernapasan, sirkulasi darah, dan detak jantung saat operasi. Alkohol jenis isopropil 70-90 persen efektif digunakan untuk mendesinfeksi kuman dan virus di lingkungan bedah.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA) telah menetapkan bahwa alkohol gosok aman dan efektif digunakan dalam proses operasi pada kulit manusia. Alkohol gosok efektif mencegah pertumbuhan kuman di benda, seperti termometer dan peranti lain yang digunakan bersama.
Dalam keseharian, fungsi alkohol swab digunakan untuk mensterilkan gagang pintu dan permukaan barang lainnya. Lantas, apakah luka boleh diberi alkohol?
Penggunaan alkohol sebagai pembersih luka dengan cara menyiramkannya ke jaringan luka terbuka tergolong tindakan yang tidak disarankan menurut medis. Alkohol luka dinilai tidak aman untuk kulit. Ada beberapa efek buruk yang berpotensi terjadi saat mengaplikasikan alkohol luka.
Bahkan, mengoleskan alkohol ke permukaan benda dapat mengakibatkan kerusakan, bergantung pada material benda yang dikenai alkohol. Alkohol utamanya sangat berbahaya bagi cangkang, karet, dan plastik.
Efek Membersihkan Luka Menggunakan Alkohol
Seperti disebutkan, penggunaan alkohol untuk luka dinilai tidak aman karena menyebabkan risiko kesehatan dan efek negatif lain. Berikut sejumlah efek membersihkan luka menggunakan alkohol:
1. Merusak sel kulit yang terkena siraman alkohol
Memfungsikan alkohol usap sebagai alkohol luka dinilai berisiko merusak sel-sel kulit yang terkena siraman. Sifat keras yang dimiliki alkohol berpotensi berbahaya bagi jaringan luka yang terbuka.2. Memicu iritasi kulit
Karena sifatnya yang keras, penerapan alkohol untuk luka di kulit dapat memicu iritasi dan menambah rasa sakit. Hal ini tentu tidak cocok sebagai cara penanganan luka yang dialami anak-anak.3. Mengganggu kemampuan regenerasi kulit
Dikutip dari Dikutip dari artikel jurnal berjudul "Factors Affecting Wound Healing" (2010) yang diterbitkan oleh National Library of Medicine, paparan alkohol luka atau etanol akut dapat mengganggu penyembuhan luka. Ia dapat mengganggu respons inflamasi awal yang kemudian menghambat proses penyembuhan.Penerapan alkohol luka berupa etanol akut juga berpotensi menghambat angiogenesis, proses pembentukan pembuluh darah baru.
4. Menghambat penyembuhan luka secara keseluruhan
Masih menukil dari National Library of Medicine, pengaplikasian alkohol untuk luka dapat menghambat produksi kolagen serta merusak keseimbangan protease pada lokasi luka.Pertolongan Pertama pada Luka yang Tepat dan Aman
Jika kegunaan alkohol pada luka tidak diperkenankan, lantas apa tindakan pertolongan pertama yang aman untuk mencegah infeksi?
Dilansir WebMD, cara terbaik untuk membersihkan luka dan goresan pada kulit adalah dengan mencuci kulit yang terluka menggunakan air mengalir. Apabila luka terbuka tidak parah dan tidak memerlukan perhatian medis, cukup usapkan kain lap dengan sabun yang bersifat lembut ke luka. Lalu, bilas lukanya dengan air mengalir.
Melakukan langkah tersebut beberapa kali sehari sudah cukup menghambat pertumbuhan kuman, terlebih jika lukanya tidak terlalu dalam. Langkah lainnya adalah dengan mandi menggunakan air hangat sampai bersih.
Setelah itu, Anda dapat membalut luka untuk melindungi jaringan terbuka dari paparan polusi atau kuman di udara. Hal ini juga berfungsi mengurangi nyeri. Namun, pada dasarnya, perawatan luka dapat berbeda-beda tergantung pada jenis luka yang dialami.
Penulis: Aisyah Yuri Oktavania
Editor: Fadli Nasrudin