Menuju konten utama

Amankah Cuci Hidung pada Anak-Anak dan Bagaimana Caranya?

Mengenal apa itu tindakan cuci hidung dan apakah aman dilakukan untuk anak-anak?

Amankah Cuci Hidung pada Anak-Anak dan Bagaimana Caranya?
Nasal Washing. foto/Istockphoto

tirto.id - Bagi orang tua, permasalahan hidung tersumbat pada anak adalah permasalahan utama ketika si anak terkena batuk ataupun pilek.

Walaupun seperti permasalahan biasa, hidung tersumbat akan membuat anak tidak nyaman. Jika dibiarkan terus menerus, hal tersebut akan menyebabkan banyak permasalahan lainnya yang levelnya bisa semakin parah.

Salah satu cara untuk mengatasi hidung tersumbat adalah dengan metode cuci hidung atau nasal washing. Lalu, apakah yang disebut dengan tindakan cuci hidung ini? Apakah aman bagi anak-anak dan adakah efek sampingnya?

Berikut penjelasannya seperti dilansir dari laman IDAI, Yankes Kemkes, dan RSUP Dr. Kariadi.

Apa Itu Tindakan Cuci Hidung atau Nasal Washing?

Hidung adalah jalan napas yang mengalirkan udara ke paru. Di dalam hidung ada rambut hidung, palut lender (mucus), dan rambut getar (cilia).

Cilia berfungsi untuk menghangatkan dan melembabkan udara, serta menyaring udara dari polusi dan kuman.

Jika ada infeksi, atau paparan polusi udara, dan asap yang cukup pekat, maka fungsi rambut getar akan berkurang. Inilah yang menyebakan hidung tersumbat.

Untuk memperbaiki fungsi rambut getar, maka perlu dilakukan tindakan khusus. Salah satu tindakan itu adalah cuci hidung atau nasal washing.

Menurut IDAI, cuci hidung berasal dari tradisi kedokteran Ayurveda dan mulai diadopsi oleh kedokteran barat pada awal abad ke-19.

International Journal of Enviromental Research and Public Health mengatakan tindakan cuci hidung berfungsi melunakkan dan mengalirkan lapisan lendir pada rongga hidung.

Berbagai penyebab reaksi peradangan atau reaksi alergi seperti prostaglandin dan leukotrien juga dibuang selama tindakan cuci hidung.

Jika terjadi infeksi pada hidung, yang mengakibatkan adanya penumpukan lendir, maka tindakan cuci hidung dapat membantu mengencerkan lendir yang kental, sehingga dapat mengurangi gejala alergi, mencegah terkumpulnya bakteri dan mengurangi radang.

Apakah Tindakan Cuci Hidung Aman untuk Anak-Anak?

Menurut IDAI, secara umum, tindakan cuci hidung ini aman dilakukan pada anak, dan dengan efek samping yang minimal.

Efek samping justru akan lebih sering dialami oleh orang dewasa, seperti iritasi hidung, dan rasa tidak nyaman di dalam hidung, termasuk nyeri telinga.

Jika belum terbiasa melakukan prosedur ini, beberapa cairan pencuci hidung terkadang mungkin akan tertelan dan masuk ke saluran napas.

Namun, menurut Dr. Desy Iriani dari RSUP Dr. Kariadi, orang tua tidak perlu khawatir karena cairan ini tidak membahayakan kesehatan karena cairan ini merupakan cairan fisiologis.

Cara Cuci Hidung Pada Anak

Cara tindakan cuci hidung sangat sederhana. Caranya adalah:

1. Siapkan larutan salin atau larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%) yang dapat dengan mudah dibeli di apotek tanpa resep.

2. Siapkan alat yang diperlukan, seperti spuilt atau teko hidung.

3. Tahan napas, lalu masukkan/semprotkan cairan ke salah satu lubang hidung dengan posisi kepala agak

miring, hingga cairan keluar mengalir melalui lubang hidung di sebelahnya.

4. Ulangi untuk lubang hidung sebelahnya.

5. Tidak perlu khawatir, bila sebagian cairan akan keluar melalui mulut atau terkadang menyebabkan tersedak karena cairan masuk ke saluran napas bawah.

Yang harus diingat oleh orang tua adalah, alat-alat yang digunakan untuk tindakan cuci hidung sebaiknya dijaga kebersihannya.

Caranya adalah dengan mencuci alat-alat itu, sebelum dan sesudah penggunaan dengan sabun, atau mengganti peralatan cuci hidung seminggu sekali, hingga menggunakan botol semprot sekali pakai.

Sebelum melakukan tindakan cuci hidung pertama kali, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dnegan dokter THT untuk memastikan alat dan cairan yang digunakan.

Baca juga artikel terkait CUCI HIDUNG atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yandri Daniel Damaledo