tirto.id - Alat rapid test (tes cepat) untuk mendeteksi indikasi Covid-19 yang diproduksi Indonesia kini masuk dalam tahap uji validasi.
Menurut Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, uji validasi terhadap alat rapid test buatan lokal itu sedang dilakukan di Jawa Tengah.
"Untuk rapid test kit [yang] melibatkan BPPT, Universitas Mataram, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Airlangga, diproduksi oleh PT Hepatika, sudah 10.000 unit yang diproduksi," kata dia saat konferensi pers via video telekonferensi pada Senin (18/5/2020) seperti dilansir Antara.
"Sudah dipakai sekaligus uji validasi di Jawa Tengah untuk berbagai rumah sakit," tambah Bambang.
Jika tahap uji validasi sudah selesai dan izin edar diterbitkan Kementerian Kesehatan, kata Bambang, rencananya sudah diproduksi 40.000 unit rapid test kit pada akhir Mei 2020.
Sementara ventilator buatan Institut Teknologi Bandung sudah dalam tahap produksi. Sedangkan beberapa jenis ventilator buatan BPPT, Universitas Indonesia, UGM, dan swasta, kini sedang dalam tahap uji klinis.
"Sehingga dalam waktu seminggu ke depan setelah uji klinis dan izin edarnya keluar maka sudah diproduksi massal," kata Bambang.
Dia memperkirakan pada Juni 2020, akan banyak ventilator hasil inovasi Indonesia muncul untuk menutupi kekurangan fasilitas ini di rumah sakit.
Bambang menambahkan, terapi pengobatan COVID-19 menggunakan plasma konvalesen kini juga sudah memiliki protokol dan kelayakan etik (ethical clearance) secara nasional.
Oleh karena itu, uji coba terapi ini telah bisa dilakukan di sejumlah rumah sakit. Artinya, uji coba terapi ini tidak lagi hanya dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto.
"Dengan harapan, [hasil] ujinya ini memberikan harapan mengenai kemungkinan bisa menghadapi COVID-19 dengan menggunakan plasma dari orang yang sudah sembuh," ujar Bambang.