Menuju konten utama

Alasan PELNI Minta Suntikan Modal PMN Rp500 Miliar

KM Umsini akan menjadi kapal yang berpotensi paling besar untuk diganti.

Alasan PELNI Minta Suntikan Modal PMN Rp500 Miliar
Petugas mengeluarkan sepeda motor milik penumpang kapal Pelni KM Dobonsolo setelah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (14/4/2024). Kapal tersebut merupakan gelombang pertama arus balik gratis Kemenhub yang membawa 1.705 penumpang dan 663 sepeda motor dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, sementara PT Pelni telah melayani 304.160 penumpang pada arus mudik periode 26 Maret hingga 11 April 2024. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.

tirto.id - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) alias Pelni meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk bisa mendapat suntikan modal negara dari dana cadangan investasi yang dimiliki pemerintah sebesar Rp500 miliar. Direktur Utama Pelni, Tri Andyani, mengungkapkan, permintaan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) ini bakal digunakan untuk meremajakan armada kapal yang dimiliki Perseroan.

Apalagi, dari 26 kapal penumpang yang dimiliki Pelni, 12 diantaranya sudah melampaui umur teknis kapal, yaitu di atas 30 tahun. Bahkan, ‘anak sulung’ Pelni, KM Umsini kini sudah berusia 39 tahun dan sempat mengalami kerusakan mesin saat dalam pelayarannya dari Tanjung Pinang ke Jakarta pada November 2023.

“Umur teknis kapal itu 30 tahun, Pak. Jadi yang di atas 30 tahun ada 12 kapal. Ada 31 tahun 2 unit, 32 tahun 1 unit, 33 tahun 3 unit, 34 tahun 2 unit, dan di atas 35 tahun 4 unit,” rinci Tri, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Tri menjelaskan walaupun sudah seharusnya mengganti 12 kapal yang sudah tua, Tri bilang, dengan nihilnya anggaran Pelni, Perseroan berencana meremajakan kapal berdasarkan umur tertua kapal. Dalam hal ini, KM Umsini akan menjadi kapal yang berpotensi paling besar untuk diganti.

“Adapun besaran nilai PMN yang kami usulkan dari cadangan investasi tahun anggaran 2024 adalah sebesar Rp500 miliar, yang rencananya akan dimanfaatkan untuk pembelian 1 unit kapal penumpang New Building 2-in-1 dengan kapasitas 1.000 penumpang dan 75 kontainer untuk menggantikan kapal UMSINI tersebut,” jelas dia

Sedangkan kekurangan anggaran sebesar Rp1 triliun akan diusulkan pada PMN tahun anggaran 2025, dengan besaran Rp2,5 triliun. Tri bilang, jika usulan PMN disetujui, akan berdampak pada kenaikan aset, ekuitas, dan total laba bersih Perseroan yang cukup signifikan pada tahun 2025. Kemudian akan terjadi peningkatan EBITDA pada 2027, karena pembangunan kapal yang diasumsikan memakan waktu kurang lebih 24-36 bulan.

“Urgensi alokasi PMN yang ketiga adalah terkait dengan in-efisiensi biaya operasional, bahwa semakin tinggi usia kapal, maka semakin besar akumulasi biaya repair maintenance services-nya,” lanjutnya.

Dengan usia kapal yang lebih muda, Tri menilai, kewajiban pelayanan publik atau PSO (Public Service Obligation) Pelni akan semakin efisien. Pasalnya, semakin tua usia kapal, beban biaya bahan bakar juga akan semakin besar.

Selain itu, kapal-kapal dengan usia di atas 30 tahun juga lebih berisiko lebih besar mengalami kerusakan mesin pada saat berlayar. Kondisi ini pun juga berpotensi menyebabkan kebakaran dan dapat membahayakan keselamatan ribuan penumpang.

“Satu kapal Pelni mengangkut minimal seribu penumpang hingga 3.500 penumpang. Kerusakan mesin juga menyebabkan inefisiensi pengoperasian kapal, dan itu juga kelangkaan suku cadang atau spare part mengakibatkan proses pemesanan memerlukan waktu yang lama atau made by order sehingga kapal dapat berhenti beroperasi,” ucap Tri.

Baca juga artikel terkait PELNI atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Intan Umbari Prihatin