Menuju konten utama

Alasan Kubu Jokowi-Ma'ruf Rahasiakan Kandidat Ketua Timses

Erick thohir bukan sosok tunggal kandidat ketua tim Jokowi-Ma'ruf, melainkan ada dua nama lainnya yang masih dirahasiakan.

Alasan Kubu Jokowi-Ma'ruf Rahasiakan Kandidat Ketua Timses
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin (dan) bersama ketua umum dan sekjen partai pengusung saling bergandengan tangan seusai mendaftarkan diri di gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Kubu Jokowi-Ma'ruf Amin sampai sekarang masih belum menentukan nama ketua tim sukses (timses) meskipun telah menyerahkan struktur Tim Kampanye Nasional (TKN) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 20 Agustus lalu.

Ma'ruf Amin pada 5 September 2018 menyatakan, Erick Thohir hampir pasti mengisi posisi ketua tim sukses dan tinggal menunggu keputusan resmi dari Jokowi.

Namun, pernyataan Ma'ruf tersebut segera dibantah Sekjen PPP, Arsul Sani keesokan harinya pada 6 September 2018. Ia menyatakan Erick bukan sosok tunggal kandidat ketua tim Jokowi-Ma'ruf, melainkan ada dua nama lainnya yang masih dirahasiakan. Hanya saja, anggota Komisi III DPR ini menyatakan pengumuman akan dilakukan hari ini, Jumat (7/9/2018).

Juru Bicara Jokowi-Ma'ruf, Irma Suryani Chaniago juga punya pendapat sama dengan Arsul. Menurutnya, masih ada nama lain selain Erick yang kemungkinan besar menjadi ketua timses. Ia pun meminta agar publik menunggu nama yang akhirnya dipilih Jokowi.

"Tunggu saja kejutannya," kata Irma saat ditanya nama selain Erick kepada Tirto, Jumat (7/9/2018).

Irma menyatakan, langkah merahasiakan nama kandidat ketua timses diambil agar mengejutkan pihak Prabowo-Sandiaga dan menghindari salah satu tokoh yang digadang sebagai kandidat timses kecewa, seperti halnya menimpa Mahfud MD saat pengumuman cawapres Jokowi.

"Itu kan pelajaran berharga bagi kami. Kami belajar dari apa yang sudah terjadi," kata Irma.

Menurut Irma, batalnya Mahfud menjadi cawapres Jokowi telah menjadikan preseden buruk bagi pemenangan petahana di Pilpres 2019 dan membuka peluang manuver serangan dari pendukung penantang.

"Kan petahana itu selalu dikritik. Sementara oposisi itu cuma mengkritik doang," kata Irma.

Batalnya Mahfud menjadi cawapres memang sempat menjadi alat bagi penantang untuk menyerang Jokowi, terutama setelah yang bersangkutan mengungkap manuver-manuver politik di balik pemilihan Ma'ruf Amin.

Kubu Prabowo-Sandiaga menyebut kejadian Mahfud sebagai wujud kubu Jokowi-Ma'ruf hanya berorientasi pada politik semata dalam menentukan cawapres. Bukan dengan pertimbangan kepentingan rakyat.

Akan tetapi, Irma memastikan nama-nama yang masuk ke dalam bursa ketua tim sukses Jokowi-Ma'ruf adalah orang-orang kompeten dalam bidangnya dan siap memenangkan pasangan tersebut.

"Kapasitas dan kapabilitasnya enggak kalah jauh kok satu sama lain. Jadi tunggu aja kejutannya. Jangan sampai ada yang sakit nanti," kata Irma.

Berbeda dengan kubu Jokowi, Kubu Prabowo-Sandiaga telah menentukan Anggota Dewan Pembina Gerindra, Djoko Santoso sebagai ketua timses. Hal ini disampaikan Sekjen Demokrat, Hinca Panjaitan dalam konferensi pers bersama sekjen Gerindra, PKS dan PAN, di Restoran Batik Kuring, Jakarta Selatan, Senin (3/9/2018).

Adapun batas waktu penyempurnaan struktur TKN oleh kandidat diputuskan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 20 September 2018 atau sehari sebelum masa penetapan capres-cawapres 2019.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yulaika Ramadhani