Menuju konten utama

Akulaku Jadi Pemegang Saham Mayoritas di Bank Neo Commerce

Kepemilikan saham Akulaku menjadi sebesar 29,42 persen, naik dari sebelumnya yang hanya 27,32 persen.

Akulaku Jadi Pemegang Saham Mayoritas di Bank Neo Commerce
Rampungkan Proses Registrasi, Bank Neo Commerce Pastikan Pemenuhan Modal Inti Tercapai Akhir November Ini. foto/rilis BNC

tirto.id - PT Akulaku Silvrr Indonesia kembali menambah kepemilikan sahamnya pada PT Bank Neo Commerce Tbk. Hal itu dilakukan melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) VII atau right issue. Dengan aksi korporasi ini, kepemilikan saham Akulaku menjadi sebesar 29,42 persen, naik dari sebelumnya yang hanya 27,32 persen.

Jika dirinci, perusahaan jejaring Alibaba ini memiliki sebanyak 3,64 miliar saham di bank dengan kode saham BBYB itu. Jumlah itu naik 358,35 juta lembar dari sebelumnya 3,28 miliar lembar saham.

"Bersama ini, kami sampaikan laporan perubahan data Pemegang Saham yang kepemilikannya 5 persen atau lebih per tanggal 19 Juli 2024 dari PT. Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)," tulis manajemen BBYB dalam dokumen yang diterbitkan pada 22 Juli 2024 kepada Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dikutip Tirto, Jumat (26/7/2024).

Pada episode right issue kali ini, Bank Neo Commerce melepas 1,31 miliar saham dengan nominal perdagangan Rp100 per lembar saham dan harga pelaksanaan senilai Rp30 per lembar saham. Dengan begitu, nilai right isue dalam PUT VII ini yang bakal diterima BBYB mencapai Rp393,5 miliar.

Dalam keterangan resminya, Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama Bank Neo Commerce, Aditya Windarwo, mengungkapkan bahwa aksi korporasi ini dapat meningkatkan kinerja bank digital tersebut agar lebih optimal.

Tidak hanya itu, sebagai pemegang saham utama, Akulaku juga berkomitmen untuk menjadi pembeli siaga. Perusahaan teknologi finansial (tekfin) itu akan membeli sisa saham yang tidak dibeli pembeli saham lainnya.

"Hal ini menunjukkan komitmen PT Akulaku Silvrr Indonesia untuk mendukung Bank Neo Commerce khususnya dalam meningkatkan pelayanannya kepada seluruh nasabah. Kami percaya perbaikan kinerja BNC sejak awal tahun ini menunjukkan titik balik dan kami percaya bahwa kebaikan ini sifatnya berkelanjutan. Dana yang didapat tentunya akan mendukung kinerja Perseroan lebih baik lagi ke depannya," kata Aditya, dikutip Tirto, Jumat (26/7/2024).

Melihat kepemilikan saham mayoritas BBYB oleh Akulaku, Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama, menilai bahwa baik BBYB sendiri maupun pemegang saham utama bisa memfokuskan bank digital ini untuk melayani sektor e-commerce.

Pasalnya, sebagai bank non-KBMI IV, BBYB bisa menguasai pasar yang tidak jadi sasaran bank-bank KBMI IV.

"Karena, Bank KBMI IV ini sangat besar ya tingkat likuiditasnya. Jadi, otomatis memang BBYB ini dikhususkan untuk fokus ke e-commerce," kata Nafan, Jumat (25/7/2024).

Apalagi, Akulaku sebagai pemegang saham utama memiliki lini bisnis di bidang penyaluran pinjaman atau kredit. Maka saat fasilitas kredit digunakan untuk hal-hal yang produktif, itu bisa menekan potensi penaikan non-performing loan (NPL) secara signifikan.

"Akulaku ini aplikasi pinjaman online dan tentu saja masih dalam pengawasan OJK. Tentu tujuannya untuk menjamin kredibilitas Akulaku di bidang penyedia kredit atau pinjaman online. Jadi, tujuannya agar menjaga likuiditas sekaligus menekan penaikan NPL," imbuh Nafan.

Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Mochammad Amin Nurdin, menilai bahwa penebalan kepemilikan saham BBYB oleh Akulaku justru akan berdampak positif pada modal bank. Dengan modal tebal, penyaluran dana pihak ketiga (DPK) oleh BBYB pun akan semakin luas.

Namun, jika menoleh ke belakang, Akulaku memiliki sedikit catatan kelam, berupa penghentian fasilitas paylater perusahaan itu oleh OJK pada akhir tahun lalu.

"Ini membuat stigma negatif dari Akulaku dan akan terus menempel pada perusahaan fintech itu. Dan, ini bisa berpengaruh buruk pada nama Bank Neo Commerce," ungkap Amin.

Baca juga artikel terkait SAHAM atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi