Menuju konten utama

Akuisisi Blok Migas di Abu Dhabi, Pertamina Gandeng Aparat Hukum

Dirut Pertamina tak mau mengulang kesalahan saat Pertamina mengakuisisi Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia tahun 2009 yang berbuntut masalah hukum.

Akuisisi Blok Migas di Abu Dhabi, Pertamina Gandeng Aparat Hukum
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

tirto.id - PT Pertamina mengatakan tengah menjajaki akusisi wilayah kerja (WK) migas di Abu Dhabi. Penjajakan kerjasama ini dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri.

“Ini sudah kita jajaki di Abu Dhabi. Kami coba masuk,” ucap Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati kepada wartawan saat ditemui di Kementerian BUMN, Kamis (12/12/2019).

Nicke mengatakan dalam proses akuisisi WK di luar negeri ini, Pertamina akan berupaya lebih berhati-hati. Untuk memperkecil risiko kerugian negara, ia memastikan akuisisi dilakukan hanya pada WK yang sudah berproduksi.

Langkah ini menjadi jawaban Nicke saat menerima pertanyaan mengenai antisipasi agar kesalahan mantan Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan tidak terulang. Karen didapati mengabaikan prosedur investasi di PT Pertamina dan ketentuan lain tentang penentuan Participating Interest (PI).

Kesalahan ini terjadi saat Pertamina ingin mengakuisisi Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia tahun 2009. Keputusan investasi PI diambil di Blok BMG Australia tanpa melakukan pembahasan dan kajian lebih dulu. PI disepakati tanpa melalui due dilligence maupun analisa risiko yang terjadi sebelum penandatanganan Sale Purchase Agreement (SPA).

Roc Oil Company Ltd Australia yang memiliki blok itu dianggap diuntungkan. Laporan dari Kantor Akuntan Publik Drs Soewarno mencatat perbuatan Karen telah merugikan negara Rp568 miliar.

Nicke mengatakan, Pertamina akan melibatkan aparat penegak hukum dalam perencanaannya. Ia memastikan tidak ada hal yang terlewatkan apabila kesepakatan baru diteken.

“Akuisisi luar negeri kami fokus ke WK yang produksi. Untuk mengurangi risiko itu kita melakukan sudah produksi. Kita kerjasama dengan aparat penegak hukum dari tahap perencanaan,” ucap Nicke.

Baca juga artikel terkait PERTAMINA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti