tirto.id - Menyikapi dengungan hoaks di media sosial, TikTok Indonesia menyelenggarakan diskusi yang mengangkat pembahasan “Membangun Kebiasaan Berpikir Kritis agar Terhindar Hoaks” di Artotel Thamrin, Jakarta, Kamis (7/11). Communications Director TikTok Indonesia, Anggini Setiawan, menyampaikan kontribusi perusahaan dalam membendung hoaks diwujudkan melalui gerakan #SalingJaga, yang saat ini sudah berjalan setahun.
“Sebenarnya gerakan #SalingJaga ini bukan sesuatu yang baru. Ini sudah kita luncurkan sejak akhir 2023, terutama pada saat itu, karena kita juga mulai aktif mengedukasi bagaimana caranya supaya kita bisa sama-sama lebih aman di TikTok,” jelasnya.
Kampanye #SalingJaga TikTok Indonesia dilakukan berdasarkan panduan komunitas. Dalam hal ini, Anggi membeberkan data sejumlah 17.195 video yang dihapus karena melanggar kebijakan misinformasi dalam periode November 2023 sampai dengan Februari 2024.
Kemudian dalam menjalankan kampanye ini, platform video pendek tersebut, menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, terutama dengan Bawaslu, KPU, dan Kominfo. Pasalnya ada sekitar 38 ribu video yang diturunkan karena melanggar kebijakan integritas Pemilu.
“Kalau kita merujuk lagi ke masalah Pemilu dan juga Pilkada, kita bersama, kita gandengan dengan Bawaslu, kita gandengan dengan KPU, kita juga gandengan dengan Kominfo,” ucapnya.
Sebagai mitra TikTok Indonesia dalam menggencarkan misinya, Wakil Ketua Umum SIBERKREASI, Mira Sahid, menyebut kerja sama kedua belah pihak dalam mendorong literasi digital masyarakat Indonesia telah dijalankan bersama.
“Bukan hanya saat ini aja, justru dari awal juga, TikTok sudah mulai ngobrol-ngobrol, membangun komunikasi dengan kami, apa yang bisa kita jajaki kolaborasi? Karena kan, justru platform inilah yang menjadi fondasi penting bagi sosialisasi literasi digital, apalagi kita tahu TikTok besar ya,” ujar Mira.
Tajuk #SalingJaga yang diusung TikTok disepakati Mira sebagai tugas bersama. Mengingat indeks literasi digital Indonesia yang masih berada pada taraf menengah, peningkatan awareness kepada masyarakat masih menjadi kendala yang membutuhkan kerja sama untuk memecahkannya.
Atas kesadaran terhadap isu yang menjadi tanggung jawab bersama tersebut, Anggi menyebut TikTok telah melangsungkan upaya menjaga integritas platform melalui fitur moderasi konten secara otomatis dan manual berlandaskan panduan komunitas.
“Kami akan melihat kepada panduan komunitas kami. Kalau misalnya benar bahwa itu melanggar panduan komunitas, maka itu akan di-take down. Pilihannya adalah antara satu melanggar panduan komunitas atau melanggar undang-undang atau peraturan yang berlaku di negara masing-masing. Tapi, harus ada dasar untuk kami take down, karena itu merupakan salah satu bentuk tanggung jawab menjaga agar tetap aman, tapi juga di satu sisi yang berseberangan menjaga kebebasan berekspresi,” jelasnya.
Unjuk bukti, Anggi menambahkan bahwa laporan TikTok Indonesia bersifat transparan. Masyarakat bisa mengaksesnya melalui kata kunci pada laman pencarian. Upaya terus terang TikTok Indonesia sebagai platform ini disebut akan terus ditingkatkan pada periode mendatang.
“Kami akan melanjutkan edukasi publik mengenai panduan komunitas kami, mengenai fitur keamanan kami, mengenai komitmen kami untuk menjaga keamanan, karena kalau kita bicara keamanan itu enggak berhenti,” tutup Anggi.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis