tirto.id - TikTok dan organisasi nirlaba SEJIWA Foundation meluncurkan program school roadshow bertajuk Seru Berkreasi dan #SalingJaga di TikTok.
Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pentingnya keterlibatan orang tua dalam menjaga kesejahteraan digital anaknya yang masih remaja.
Roadshow akan mulai diadakan di enam sekolah di wilayah Jabodetabek selama bulan Oktober hingga November 2024, dengan mengunjungi SMAN 53 Jakarta, SMAN 73 Jakarta, SMA Regina Pacis Jakarta, SMA Labschool Cibubur, SMA Rimba Madya Bogor, dan SMKN 3 Bogor.
Menurut Anggini Setiawan, Communications Director TikTok Indonesia, program ini berawal dari tingginya penggunaan internet pada anak usia remaja yang tidak dibarengi dengan perlindungan akan risiko bahaya dalam ruang siber.
Mengutip data survei UNICEF pada 2022, sebanyak 95 persen anak usia 12-17 tahun di Indonesia sudah aktif mengakses internet minimal dua kali dalam sehari.
Temuan survei juga melaporkan ada sebanyak 500 ribu remaja yang menyatakan pernah menjadi korban eksploitasi seksual dan perlakuan salah lainnya yang terjadi di dunia digital.
Sebagai salah satu platform media sosial yang banyak digunakan di Indonesia, TikTok berupaya mengemban tanggung jawab untuk memperluas ruang aman digital bagi remaja agar mereka dapat mengekspresikan dirinya secara kreatif dan aman.
“Kami berkomitmen untuk menyediakan wadah yang aman dan nyaman bagi pengguna untuk berkreasi, termasuk untuk remaja. Hal tersebut kami tuangkan dalam bentuk kebijakan, ragam fitur dan alat keamanan bagi orang tua dan remaja, serta program edukasi yang menggandeng mitra eksternal,” ujar Anggini dalam acara konferensi pers pada Kamis (17/10/2024).
Canggihnya Fitur Batas Usia dan Pelibatan Keluarga
Menurut hasil riset SEJIWA Foundation dan Western Sydney University terhadap remaja usia 13-18 tahun di Asia Tenggara, anak-anak remaja menginginkan semacam bimbingan dan perlindungan tertentu yang dapat membuat mereka merasa aman di ruang digital.
Sejalan dengan itu, Anggini menyebutkan bahwa orang tua juga kerap merasakan dilema ketika melihat anaknya aktif menggunakan internet.
“Orang tua biasanya terus mencari titik imbang antara mau percaya anaknya tetapi juga pengen untuk bisa mengawasi supaya ada sedikit ketenangan.”
Keinginan orang tua dan remaja di atas akhirnya difasilitasi oleh TikTok dengan menghadirkan fitur-fitur keamanan, seperti fitur Batas Usia dan Pelibatan Keluarga.
Melalui fitur Pelibatan Keluarga atau Family Pairing, orang tua dapat menghubungkan akun TikTok-nya dengan akun anak remaja supaya mereka dapat memonitor aktivitasnya.
Orang tua yang memiliki anak remaja usia 14-17 tahun juga dapat mengatur batasan-batasan tertentu pada akun TikTok anaknya, seperti menetapkan waktu layar harian, mematikan notifikasi pada malam hari, dan mengatur siapa saja yang dapat berinteraksi dengan anaknya di sosial media.
Selain itu, TikTok juga menjamin keamanan digital bagi remaja dengan menerapkan kebijakan batas usia.
Hanya pengguna berusia 14 tahun ke atas yang diperbolehkan membuat akun TikTok. Apabila ada anak di bawah usia 14 tahun yang ingin mendaftarkan akun TikTok, mereka akan tertahan ketika mengisi tanggal lahir mereka.
“Kalau kita mintanya tanggal lahir, orang gak langsung berpikir ini mau dihadang, spontannya akan mengisi tanggal lahir aslinya. Nah [untuk anak di bawah 14 tahun] TikTok tidak akan mengizinkan dia untuk masuk,” jelas Anggini.
Pihak TikTok juga sudah mengantisipasi anak yang mencoba untuk mengelabui tanggal lahir mereka setelah mengetahui adanya kebijakan batas usia.
“Karena dia sudah telanjur memasukkan [tanggal lahir] yang aslinya, dia tetap akan terjejak dan tidak bisa membuat akun.”
Selain itu, algoritma TikTok juga terus mempelajari aktivitas digital penggunanya untuk mendeteksi tanda-tanda jika ada pengguna yang berusia di bawah 14 tahun.
“Januari sampai Maret itu—kalau tidak salah—ada 20 juta lebih akun yang kita percaya underage, itu dinonaktifkan,” katanya.
Keseruan Roadshow Ke Sekolah-Sekolah
Meskipun sudah dilengkapi dengan fitur keamanan canggih, masih banyak pengguna yang belum sepenuhnya paham untuk memanfaatkan ekosistem keamanan yang tersedia di platform TikTok.
TikTok dan SEJIWA Foundation kemudian berinisiatif menyelenggarakan program edukasi dengan mengunjungi SMA-SMA di Indonesia untuk memberikan pemahaman seputar kesejahteraan digital anak remaja.
Acara ini akan digelar dalam dua sesi paralel, yakni bagi remaja sekolah dan orang tua atau wali mereka.
Pada sesi remaja, Roadshow Seru Berkreasi akan menghadirkan beberapa kreator muda seperti Lianna Nathania, Ghina Eroz, Rival Amir, dan Tiranissya untuk membagikan pengalaman dan tantangan mereka selama berkarya dan berekspresi di TikTok guna menginspirasi remaja dalam mengekspresikan diri mereka secara positif di media sosial. Selain itu, anak-anak remaja juga akan diberikan pemahaman seputar menjaga privasi dan berinteraksi secara sehat dengan pengguna internet lainnya.
“Mereka antusias sekali, rasa ingin tahunya tinggi, tapi tetap perlu arahan sehingga konten-konten yang mereka lihat itu baik dan sharing-sharing-nya dan posting-posting-nya juga positif sehingga mereka bisa menjadi netizen unggul,” ujar Diena Haryana, Founder SEJIWA Foundation.
Pada saat yang bersamaan, TikTok akan membekali orang tua dengan panduan tentang cara mendukung dan mendampingi remaja berusia 14 hingga 17 tahun yang mulai ingin ikut eksis di media sosial.
Ada juga sesi belajar tentang parenting yang dipandu oleh dua konten kreator di TikTok, Halimah dan Reda Gaudiamo.
Kemudian, TikTok juga akan memperkenalkan fitur Family Pairing kepada orang tua dan wali untuk membantu mereka memahami cara menggunakan fitur tersebut guna memantau dan mengelola aktivitas digital anak-anak mereka.
“Baik dari orang tua maupun remaja, keinginan untuk mau terlibat itu sebenarnya ada. Dari remaja juga ingin orang tuanya terlibat supaya mereka lebih aman, tapi mereka ingin tetap punya ruang dan kebebasan untuk berkreasi,” papar Anggini.
Menjaga keamanan digital remaja bukan hanya tanggung jawab platform seperti TikTok, melainkan juga melibatkan seluruh ekosistem—orang tua, sekolah, dan masyarakat luas.
Langkah TikTok untuk memberikan edukasi langsung di sekolah-sekolah menjadi elemen penting dalam memperkuat kesadaran akan keamanan digital.
“Sekolah itu jadi entry point yang sangat penting sekali—semua yang terlibat untuk menjaga keamanan remaja sekaligus mengasah supaya mereka bisa terus berkreasi itu ada di sekolah. Kami juga ingin merangkul semuanya karena kami sadar bahwa keselamatan dan kesejahteraan remaja jadi sebuah upaya kolektif, baik dari orang tua atau wali, sekolah, dan platform,” pungkas Anggini.
Penulis: Yolanda Florencia Herawati
Editor: Sekar Kinasih