tirto.id - Mobil Lexus LX 570 putih membelah kerumunan massa di sekitar kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2018). Di antara celah sunroof, nampak Prabowo Subianto menjulurkan badannya di atas atap mobil, seraya melambaikan tangan menyapa massa dan pada momen lain Prabowo juga sempat berjoget spontan "Lagi Syantik" di atas sunroof menghibur massa buruh.
Aksi di atas sunroof elite Partai Gerindra ini bagian dari cara mendekatkan diri dengan pendukungnya dan bisa lebih menonjol di kerumunan daripada mengeluarkan kepala di jendela mobil. Keberadaan kaca yang bisa dibuka di atap mobil memang kerap dimanfaatkan penumpang mobil untuk meloloskan kepala atau badan. Kegiatan seperti itu pun jamak dilakukan oleh para pejabat negara atau elite politik di dalam dan luar negeri.
Berdiri di atap mobil tak hanya dilakukan Prabowo pada kali ini saja. Pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo bersama pasangan calon wakil presiden saat itu Hatta Rajasa didampingi petinggi Partai Golkar Aburizal Bakrie dan petinggi Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta juga melakukan aksi menjulurkan badan keluar mobil lewat sunroof. Kala itu Prabowo, Hatta, dan Aburizal sampai duduk di atap mobil.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga pernah menggunakan fasilitas sunroof saat berinteraksi dengan masyarakat dari dalam mobil. Saat kunjungan ke Nabire, Papua Februari 2017, Jokowi menyapa sambil melambai-lambaikan tangannya kepada warga yang berjubelan di sepanjang jalur yang dilintasi lewat sunroof Toyota Land Cruiser. Keluar lewat sunroof membuat presiden lebih aman, ketimbang membuka kaca jendela yang memungkinkan warga melakukan kontak fisik secara langsung.
Tradisi mendekat dengan masyarakat lewat sunroof tidak hanya dilakukan oleh pejabat di Indonesia. Presiden ke-39 Amerika Serikat Jimmy Carter beberapa kali melakukannya saat bersua publik. Salah satunya saat momen Carter keluar dari sunroof mobil Lincoln Continental dalam perjalanan di Kota Columbus, Ohio tahun 1980. Dengan santainya, mantan Senat Georgia itu duduk bersila di atap mobil sambil melambaikan tangan.
Para agen secret service—tim keamanan bentukan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dengan sigap berlari mengikuti laju mobil Carter guna mengamankan situasi. Tentunya para ajudan tidak ingin kejadian penembakan 22 November 1963 terhadap Presiden John F. Kennedy terulang pada Carter.
Carter juga pernah tertangkap kamera saat menjulurkan badannya dari sunroof mobil dan melambaikan tangan kepada warga yang berkerumun menyaksikan iring-iringan kepresidenan di New Brunswick, New Jersey pada 25 Oktober 1979.
Mantan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Hu Jintao juga masuk dalam catatan para elite yang menggunakan sunroof mobil. Pada 1 Oktober 2009, dalam peringatan Hari Nasional Tiongkok ke-60, Hu Jintao menyampaikan pidatonya di depan anggota militer Tiongkok di pusat Kota Beijing. Tidak seperti pidato kenegaraan yang biasanya dilakukan presiden di atas mimbar, Jintao malah berdiri di atap limosin Faw-Hongqi CA7600L.
Empat buah mikrofon dipasang di atap mobil kepresidenan itu. Setengah badan presiden RRT keenam itu menjulur keluar lewat kisi sunroof. Hal yang sama pernah pula dilakukan oleh Presiden Jiang Zemin pada peringatan Hari Nasional Tiongkok ke-50, pada 1 Oktober 1999 dan Presiden Deng Xioping di momen Hari Nasional Tiongkok ke-35 tahun 1984.
Berkendara dengan Faw-Hongqi menjadi kebanggaan tersendiri buat pimpinan Tiongkok. Mobil tersebut merupakan kendaraan kepresidenan pertama yang dibuat oleh pabrikan lokal di Negeri Tirai Bambu. Faw—kependekan dari First Automobile Works membuat Hongqi generasi pertama pada 1958 atas permintaan Presiden RRT saat itu Mao Zedong. Proklamator Republik Indonesia Sukarno pun pernah mencicipi rasanya menjadi penumpang Faw-Hongqi CA72 saat berkunjung ke Tiongkok pada 1961.
Fitur Sunroof dan Keselamatan di Mobil
Sunroof adalah bagian atap mobil terbuat dari kaca yang bisa dibuka, fitur ini seolah menjadi simbol kemewahan. Perangkat sunroof pada dasarnya disematkan pada mobil untuk menjadi akses masuk udara segar dan cahaya matahari ke dalam kabin mobil. Fasilitas tersebut jamak ditemukan pada mobil-mobil kategori menengah atas karena harganya yang relatif mahal. Mobil-mobil sekasta Chevrolet Trax, Mitsubishi Outlander Sport, Nissan Serena mengenakan perangkat tersebut. Namun, belakangan Wuling Cortez juga menyajikan fitur sunroof sebagai mobil di bawah Rp300 juta.
Motoringbox menyebut ada efek buruk yang ditimbulkan dari keberadaan sunroof. Di antaranya ialah membuat udara di dalam kabin lebih panas. Udara panas dari cahaya matahari terperangkap di kaca kemudian merambat ke dalam kabin. Hal ini bakal membuat kinerja AC lebih berat, tentu akan berdampak pada kenyamanan pengendara.
Bagaimana ihwal keamanannya?
Ada bahaya yang mengancam ketika penumpang mobil mengeluarkan badannya melalui sunroof. Untuk seorang politisi atau pejabat negara, sangat riskan terjadi serangan ketika setengah badan keluar dari kabin. Mudah saja buat menembak atau melempar sesuatu yang bisa mencelakai ketika kepala dan badan sudah berada di luar mobil.
Risiko lain yang pernah terjadi adalah sunroof menjebak penumpang mobil. Fitur yang biasanya jadi perhatian anak-anak ini telah menyebabkan insiden, seperti dilaporkan CNN, bocah berumur tiga tahun dari Kota Taicang, Provinsi Jiansu, Tiongkok, pada April 2016, lehernya terjepit penutup sunroof. Insiden ini terjadi saat sang bocah asyik bermain di kursi penumpang, dan tak sengaja menekan tombol tutup sunroof saat lehernya masih menjulur di atas atap mobil.
Selain itu, mencuplik laporan NYTimes, aplikasi sunroof pada mobil dapat mengundang risiko fatal ketika terjadi kecelakaan. Fitur sunroof sempat memunculkan kasus seseorang yang mengalami cidera parah usai terlempar dari mobilnya melalui celah sunroof di Amerika Serikat awal tahun lalu. Kasus ini menimpa mobil Ford Expedition yang terguling dan kaca sunroof pecah, sehingga membuat celah yang meloloskan tubuh penumpangnya.
Bahaya penggunaan sunroof dipertegas oleh data kecelakaan yang dirilis National Highway Trafic Safety Administration (NHTSA) Amerika Serikat. Sepanjang tahun 1997-2008 ada 300 orang meninggal dunia dan 1.400 terluka karena terlempar dari mobilnya melalui kisi sunroof baik dalam kondisi terbuka maupun tertutup.
Kaca pada perangkat sunroof, seperti diungkap Consumer Report juga berpotensi pecah karena lapuk atau masalah lain yang belum bisa diidentifikasi. Dalam kurun waktu 22 tahun sejak 1995-2017, ada 859 pemilik mobil dari 35 merek berbeda di Amerika Serikat yang melaporkan kejadian sunroof pecah. Masalah tersebut mengakibatkan 36 orang cedera ringan berupa luka goresan atau sobek.
Editor: Suhendra