tirto.id - Perlakuan rasisme kembali diterima Mario Balotelli usai mencetak gol di laga Brescia vs Lazio dalam lanjutan Liga Italia Serie A 2019/2020 pada Minggu (6/1/2020) lalu. Striker yang lahir di Italia dari keluarga imigran Ghana ini pun tak tinggal diam atas serangan diskriminatif dari sebagian tifosi Lazio.
Setelah laga yang berakhir dengan skor 1-2 untuk kemenangan Lazio lantaran tim tamu melesakkan dua gol balasan melalui Ciro Immobile. Usai pertandingan, Balotelli lewat akun Instagram pribadinya mengecam aksi tidak patut yang dilakukan sebagian Laziale di Stadion Mario Rigamonti.
"Ini merupakan kekalahan yang menyakitkan, tapi kami akan kembali lebih kuat dan di jalan yang benar. Suporter Lazio di stadion hari ini, KALIAN TIDAK TAHU MALU! #saynotracism," sembur Balotelli via Instagram.
Kejadian tersebut bukan yang pertama kali didapat Mario Balotelli sejak kembali ke Liga Italia Serie A pada awal musim 2019/2020 ini. Saat bertandang ke markas Hellas Verona tanggal 3 November 2019 lalu, penyerang berusia 29 tahun ini mendapat perlakuan rasial dari sebagian pendukung tuan rumah.
Balotelli pun merespons dengan menendang bola ke arah suporter Hellas Verona. Eks pemain Inter Milan, Manchester City, AC Milan, Nice, dan Marseille, ini bahkan sempat tidak ingin melanjutkan pertandingan sebagai wujud protesnya kendati hal itu tidak jadi ia lakukan.
Bahkan, Balotelli berhasil menjebol gawang Hellas Verona usai kejadian tersebut kendati Brescia tetap saja kalah dengan skor 2-1 dari tuan rumah.
Usut punya usut, provokator yang menjadi biang persoalan ini adalah justru pemimpin kelompok suporter ultra Hellas Verona, Lucas Castellini. Pihak klub Hellas Verona memberikan sanksi terhadap Castellini tidak boleh masuk ke Stadion Antonio Bentegodi hingga 2030.
Castellini lantas membela diri. Menurutnya, Balotelli belum menjadi orang Italia sepenuhnya. Balotelli lahir di Sisilia, Palermo, dari orang tua yang berasal dari Ghana sebelum diadopsi dan memilih Italia sebagai kewarganegaraan utamanya.
"Balotelli adalah orang Italia karena dia menjadi warga negara Italia, tapi dia tidak dapat sepenuhnya menjadi orang Italia," tukas Castellini dikutip dari The Guardian.
Sejak belia, bahkan ketika membela tim nasional Italia di level usia muda, Balotelli sudah memperoleh perlakuan diskriminatif dan rasis. Namun, pemain yang sempat lekat dengan kontroversi ini selalu konsisten melawan, hingga kini.
“Jika orang-orang tidak rasis, maka tidak akan ada masalah. Saya dibesarkan dengan cara tertentu, Ketika saya melakukan sesuatu di lapangan, dan saya melihat orang-orang bangga, maka pada saat itulah saya merasa menjadi pesepakbola,” tandas Balotelli suatu kali.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Iswara N Raditya