tirto.id - Sejumlah Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina kembali menggelar aksi kubur diri di depan Istana Negara Jakarta, pada Kamis (27/12/2018).
Aksi itu digelar untuk menuntut pemenuhan hak-hak para pengemudi mobil tangki Pertamina tersebut sebagai pekerja yang menjadi korban pemecatan massal oleh PT Pertamina Patra Niaga dan PT Elnusa Petrofin pada 2016 lalu.
Kordinator aksi AMT, Heri Sugiri menyatakan ia dan rekan-rekannya menggelar demonstrasi di Istana Negara karena ingin bertemu Presiden Joko Widodo untuk membahas pemenuhan hak-hak mereka.
"Pada hari ini kami sepakat, kalau lagi-lagi dari Istana yang menerima kami hanya [perwakilan] KSP [Kantor Staf Presiden]. Kami tidak bakal mau menemui mereka. Kami hanya mau bertemu Jokowi," ujar Heri, pada Kamis (27/12/2018).
Heri mengaku kecewa karena setelah melakukan pertemuan sebanyak dua kali dengan perwakilan dari Kantor Staf Presiden tidak ada kesepakatan apa pun mengenai pemenuhan hak-hak awak mobil tangki.
"Kami mau menagih janji Jokowi terkait upah layak pada 2014. Hal itu tidak kami rasakan sekarang. Upah layak diberantas dan hidup layak kami sudah tidak ada," ujar Heri.
Tuntutan mereka masih sama dengan aksi sebelumnya, yakni penyelesaian upah lembur yang belum dibayarkan, pengangkatan kru AMT sebagai karyawan tetap, pembatalan pemecatan sepihak dan pembayaran uang pensiun bagi pekerja usia lanjut.
Sebelum aksi kubur diri digelar di depan Istana, AMT Pertamina sudah menggelar aksi di kantor Kementerian BUMN. Mereka semula berharap ditemui Menteri BUMN Rini Soemarno, akan tetapi permintaan itu tidak direspons.
"Pak Jokowi harus bertanggung jawab, karena menterinya Rini Soemarni tidak bisa bekerja," ujar Heri.
Heri dan rekan-rekannya mengaku akan terus menggelar aksi di depan Istana sampai semua tuntutan mereka dipenuhi. "Sampai hari ini kami akan tetap di sini sampai menang. Apa pun yang akan terjadi," ujar Heri.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom