tirto.id -
"Terima kasih banyak bapak-bapak ormas dan kepolisian. Aksi kita hari ini sudah selesai. Kami akan pulang ke Asrama Kalasan," ujar orator AMP di atas mobil pick-up pada Sabtu (1/12/2018).
Selanjutnya, mereka berjalan kaki pulang ke Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan dengan pengawalan polisi. Tidak ada orasi apapun saat massa AMP berjalan pulang.
Jalan Pemuda yang sempat ditutup untuk kendaraan umum sudah mulai dibuka.
Sementara itu, beberapa orang berseragam Pemuda Pancasila (PP) masih meneriaki massa AMP.
"Gak bisa pulang, gak bisa pulang, Papua anjing. Papua jancok!" teriak salah satu orang berseragam PP.
Mereka juga menyanyikan nyanyian ejekan bernada rasis.
"Mana di mana anak anjing saya anak anjing saya ada di Papua," teriak salah satu anggota PP.
"Rasis!" respons salah satu anggota AMP. "Jangan dibalas. Biarkan saja," ujar anggota AMP lainnya segera.
Massa AMP memulai aksi demo peringatan 1 Desember dari Monumen Kapal Selam. Mereka rencananya melakukan longmarch menuju Gedung Grahadi untuk melakukan orasi mimbar bebas.
Namun, baru sampai Gedung RRI, massa AMP diadang oleh aparat kepolisian sekitar pukul 06.30 WIB. Beberapa menit setelahnya anggota beberapa ormas mulai berdatangan dan membalas orasi AMP.
"Pengkhianat!" pekik salah satu anggota FKPPI saat AMP meneriakkan Papua Merdeka.
Massa ormas penentang demo AMP makin banyak sekitar pukul 08.00 WIB. Mereka juga melakukan aksi kekerasan dengan melempari massa AMP dengan batu, memukul dengan bambu dan upaya kontak fisik.
Sekitar pukul 09.45 WIB, satu per satu massa AMP memasuki Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya.
"Terima kasih pak polisi. Salam demokrasi," ujar beberapa anggota AMP kepada polisi yang mengawal mereka sampai gerbang asrama.
Penulis: Tony Firman
Editor: Maya Saputri