Menuju konten utama

Akan Gelar Ijtima Ulama II, GNPF Buka Peluang Abstain di Pilpres

"Kami tidak ingin ulama diminta mendorong mobil mogok, tetapi setelah mobil jalan ternyata ulamanya ditinggal," kata Martak.

Akan Gelar Ijtima Ulama II, GNPF Buka Peluang Abstain di Pilpres
Prabowo Subianto tiba di RSPAD Gatot Soebroto untuk menjalani tes kesehatan, Jakarta, Senin (13/8/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) akan menggelar ijtima ulama II untuk menyikapi langkah ulama dalam Pilpres 2019. Ketua GNPF-U Yusuf Martak memastikan ijtima akan digelar dalam waktu dekat.

"Dalam 10 hari kita akan maksimalkan," kata Martak dalam keterangan tertulis, Senin (13/8/2018).

Martak berharap, ijtima ulama tidak sebatas pelengkap, tetapi juga diikuti para partai politik. Ia berkaca pada hasil ijtima ulama I yang merekomendasikan Prabowo-Salim Segaf Al-Jufri atau Prabowo-Abdul Somad sebagai pasangan capres cawapres. Akan tetapi, Martak mengklaim kedua nama, yakni Salim Segaf dan Abdul Somad menolak permintaan menjadi cawapres Prabowo.

Setelah mendapat penolakan, pihak ulama langsung melakukan musyawarah untuk merekomendasikan nama lain setelah ditolak partai koalisi. Dalam musyawarah internal, mereka mengusulkan Aa Gym atau Ustaz Arifin Ilham untuk mendampingi Prabowo. Sayang, Prabowo justru berpasangan dengan Sandiaga Uno dalam Pilpres.

"Kami tidak ingin ulama diminta mendorong mobil mogok, tetapi setelah mobil jalan ternyata ulamanya ditinggal," kata Martak.

Menurut Martak, pilihan partai politik bisa saja merugikan bila tidak mengikuti ulama. Mereka bisa tidak mendapat dukungan maksimal baik berbentuk relawan, posko pemenangan, hingga logistik.

"Itu [bantuan] semua akan terjadi saat HRS [Habib Rizieq Shihab] dan para ulama sudah memberikan komando," tegasnya.

Martak mengaku, hasil ijtima ulama II bisa beragam. Namun, ia tidak menutup kemungkinan GNPF-U tidak mendukung Prabowo-Sandi.

"Hasilnya akan banyak kemungkinan. Bisa saja kami menyatakan abstain, artinya umat dipersilakan memilih sesuai keinginannya masing-masing, tidak dikomando ulama," tegas Martak.

GNPF Ulama menggelar Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Menara Peninsula, Jakarta Barat, pada 27-29 Juli 2018. Hasil ijtima merekomendasikan nama Prabowo Subianto sebagai capres serta Ustaz Abdul Somad dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri sebagai pendamping Prabowo.

Rekomendasi itu disampaikan ke sejumlah partai, yakni Gerindra, PKS, dan PAN. Ketiga partai itu turut diundang dalam pembukaan Ijtima Ulama.

Meski Prabowo mengapresiasi rekomendasi itu, ia mengaku tak bisa berjanji akan mengikutinya. Prabowo pun memilih Sandiaga Uno sebagai wakilnya di Pilpres 2019. Pilihan itu dideklarasikan Prabowo di kediamannya di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8/2018) pada pukul 23.29 WIB.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dipna Videlia Putsanra