tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan Indonesia masih bakal kekurangan banyak lapangan pekerjaan pada 2021. Dari perhitungannya, pertumbuhan ekonomi 4,5-5 persen hanya mampu menyediakan 2,5-3 juta lapangan kerja, sedangkan jumlah yang membutuhkannya diperkirakan mencapai 13 juta orang.
“Kalau pertumbuhan ekonomi kita 4,5 hingga 5 persen itu bisa menyiapkan lapangan kerja sekitar 2,5-3 juta. Oleh karena itu masih perlu 10 juta lapangan kerja baru,” ucap Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2020, Kamis (22/10/2020).
Airlangga mengatakan jumlah 13 juta orang itu ia peroleh dari hitung-hitungan pemerintah bahwa jumlah pengangguran mencapai 6,9 juta orang, lalu 3,5 juta pekerja telah di-PHK dan dirumahkan. Ditambah lagi 3 juta angkatan kerja baru dari universitas dan SMK yang akan lulus tiap tahunnya dan bergabung menjadi angkatan kerja.
Ia mengklaim untuk inilah pemerintah mengesahkan UU Cipta Kerja bersama DPR, pada Senin (5/10/2020). Ia beralasan beleid sapu jagat itu bakal meningkatkan investasi yang diharapkan bisa menambah lapangan kerja. Kalau pun ada yang ingin membuka usaha sendiri sebagai wiraswasta, ia bilang hal itu bisa dimungkinkan juga karena perizinan dipermudah.
Airlangga juga memasang target cukup ambisius. Ia mengatakan pemerintah ingin mengonversi pekerja informal menjadi formal.
Saat ini dari angkatan kerja sebanyak 134 juta orang, jumlah pekerja informal sangat banyak yaitu di angka 95 juta orang. Sisanya 39 juta adalah angkatan kerja formal.
Ia menambahkan data Prakerja bahkan menunjukkan masalah baru. Dari perhitungan program Prakerja ada 39 juta orang yang ingin mencari kerja sedangkan yang memenuhi persyaratan hanya 5,6 juta.
“Jadi angkanya lebih dari 33 juta membutuhkan lapangan kerja,” ucap Airlangga.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz