Menuju konten utama

Ahok Tak Ambil Pusing dengan Koalisi Kekeluargaan

Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengaku tidak tahu menahu perihal Koalisi Kekeluargaan yang dideklarasikan oleh tujuh Partai Politik (Parpol) Senin kemarin. Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Nasional Muhammad Hailuki mengatakan, dengan masuknya PDI-P dalam koalisi tersebut maka menjadi indikator partai itu menjauh dari Ahok.

Ahok Tak Ambil Pusing dengan Koalisi Kekeluargaan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) didampingi Ketua DPD Hanura DKI Jakarta Mohamad Sangaji (kedua kanan) memberikan keterangan seusai deklarasi dukungan Partai Hanura di Jakarta. Antara Foto/M Agung Rajasa.

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengaku tidak mengerti mengenai Koalisi Kekeluargaan yang dideklarasikan oleh tujuh Partai Politik (Parpol) Senin kemarin.

"Nggak ngerti aku, ya mungkin semua kekeluargaan yang bahas anggaran juga kekeluargaan, diskusi kekeluargaan, mau pejabat juga kekeluargaan. Mungkin itu maksudnya, saya nggak tahu," kata Ahok di Jakarta, Selasa (9/8/2016).

"Saya nggak tahu, mungkin nanti kekeluargaan juga. Saya nggak ngerti ideologinya beda memang mesti kekeluargaan," ucapnya.

Sebelumnya, tujuh pengurus dewan pimpinan wilayah/daerah partai politik yang berasal dari PDI Perjuangan, PKB, PAN, PKS, PPP, Gerindra, dan Demokrat, dalam sebuah pertemuan di Jakarta, pada Senin, sepakat membentuk Koalisi Kekeluargaan untuk mengusung pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017.

Selain mengumumkan koalisi, tujuh ketua DPW/DPD partai tersebut juga menyepakati kriteria calon pemimpin DKI yang akan bersama-sama diusung.

"[Kami] tidak bicara orang per orang tetapi berhasil memformulasikan kriteria pemimpin yang akan kita perjuangkan untuk dipilih warga Jakarta yaitu pemimpin yang arif, bijaksana, beradab, santun, beretika, bersih, dan cerdas," kata Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang Dwi Hartono.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Nasional Muhammad Hailuki mengatakan, dengan masuknya PDI-P dalam koalisi tersebut maka menjadi indikator partai itu menjauh dari petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.

"PDI-P tampak mau memegang kendali koalisi untuk memastikan kemenangan, kondisi ini mirip dengan Pilgub DKI 2007 dimana PDI-P menggalang koalisi besar bersama partai-partai mengusung Fauzi Bowo yang terbukti berhasil mengalahkan Adang Daradjatun yang diusung PKS," katanya.

Ia menambahkan bila nantinya calon independen Ichsanudin Noorsy tidak lolos verifikasi KPU DKI Jakarta, maka persaingan antara Ahok dengan calon gubernur dari koalisi tujuh partai tersebut akan berlangsung dengan sengit.

"Namun keberhasilan seperti Pilkada 2007 belum tentu bisa terulang karena sangat bergantung kepada siapa sosok yang akan diusung," kata Luki.

Baca juga artikel terkait PILKADA

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara