Menuju konten utama

Ahok Rencanakan Bioskop Murah di Dekat Pasar

Ahok ingin wujudkan kembali bioskop-bioskop murah yang dulu pernah ada di tengah masyarakat. Ia ingin memanfaatkan pasar-pasar rakyat sebagai bioskop.

Ahok Rencanakan Bioskop Murah di Dekat Pasar
Seorang pekerja menggulung film di ruang pemutaran film bioskop Buaran, Buaran Theater, Jakarta Timur, Sabtu (12/11). Bioskop yang didirikan 14 Juli 1989 tersebut hingga kini masih menggunakan Reel Film (35mm) seperti Bioskop Mulia Agung dan Grand Theatre di kawasan Senen. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/ama/16

tirto.id - Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menargetkan untuk membangun bioskop murah di kawasan pasar daerah Jakarta. Hal ini diutarakan Ahok di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat Sabtu, (18/3/2017).

Mantan Bupati Belitung Timur tersebut mengaku akan menyiapkan subsidi bagi tiket-tiket yang dijual, terutama film nasional. Tiket yang disubsidi tersebut ditargetkan kepada anak-anak dan para pekerja umum seperti pihak Pekerja Penanganan Sarana dan prasarana Umum (PPSU).

“Kita juga mulai siapin tiket-tiket nanti, misalnya di pasar-pasar untuk PPSU, pasukan biru, pasukan hijau. Jadi kita pingin bioskop-bioskop dipenuhi penonton. Nah, salah satu kita dukungnya dalam bentuk itu, sehingga jumlah penonton tambah banyak, produksi film nasional akan tambah maju,” kata Ahok sebelum menonton film Bid’ah Cinta di XXI Taman Ismail Marzuki.

Ia berpendapat, sekarang film nasional sedang mengalami tahap perkembangan, tapi biaya menonton cenderung mahal. Oleh sebab itu Ahok ingin membangun bioskop murah di dekat-dekat pasar untuk membantu kesadaran masyarakat akan dunia perfilman Indonesia. Hal ini menurut Ahok penting untuk sineas Indonesia dalam penyaluran karyanya kepada masyarakat.

“Kita ambil contoh misalnya film-film indie, produksi-produksi film indie. Kalau kita kasih 50 juta (per) 1 film, 2 miliar sudah 40 film loh. Jadi kita bisa membangkitkan banyak aktor-aktor industri kreatif. Nah itu targetnya itu, saya yakin [bisa terwujud]," kata Ahok.

Ahok menceritakan sedari kecil hidup di dunia film, bioskop. Ayahnya dulu punya bioskop yang murah sampai misbar (gerimis bubar). Oleh karena itu ia terinspirasi akan mewujudkan bioskop murah di Jakarta sebagaimana dulu ada bioskop layar.

Namun saat ini produksi film terkendala permodalan tinggi. Sementara bioskop-bioskop murah di dekat pasar seperti dulu tak ada lagi. ”Padahal warga kita juga suka nonton, nonton itu waktu keluarga. Nah ini hiburan yang baik, jadi ga bisa didikitkan. Nah, kami Pasar Jaya juga jadi laku. Mungkin 50 kursi atau 100 kursi , kita lagi hitung. Jadi kita lagi mikir pasar juga bisa 24 jam, makanan kuliner, kafe-kafe jadi hidup.”

Oleh sebab itu ia menargetkan dengan menjual tiket seharga 5-10 ribu rupiah per lembarnya bagi bioskop-bioskop yang berada dekat pasar. Menurutnya, selama ini harga yang mahal dikarenakan banyaknya biaya sewa yang dibayarkan ke mal. Ia berpendapat bahwa sebenarnya masyarakat sudah senang menonton layar tancap, asalkan harganya murah. Untuk masalah modal, dia optimis Pasar Jaya bisa memenuhinya.

“Tapi ‘kan ngga mungkin ada pengusaha yang mau bangun bioskop sekarang. Tanah mahal, biaya nggak nutup, jadi kalau kami bangun di Pasar Jaya, ‘kan beda. Kita ngga hitung bangunannya, justru menarik pengunjung lebih banyak, kita kerja sama dengan produser film kayak multivision, dan lain-lain. Jadi bisa ambil untung dari iklan untuk nutupin modal,” kata

Ahok.

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Agung DH