Menuju konten utama

Ahok-Djarot Unggul, Tapi Harus Waspada

Dari lima hasil lembaga survei, paslon nomor urut dua dinyatakan unggul. Meski begitu, Median menilai kesempatan Ahok-Djarot menang dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 cukup susah.

Ahok-Djarot Unggul, Tapi Harus Waspada
Ahok berdialog mengenai penerbitan buku "A Man Called AHOK"

tirto.id - Media Survei Nasional (Median) menyebut pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, unggul sementara dalam hasil survei elektabilitas Pilkada DKI Jakarta 2017. Meski begitu, Direktur Riset Median, Sudarto mengatakan kans paslon nomor urut 2 dalam memenangkan pilkada akan susah.

“Jumlah pendukung Anies dan Agus jika digabungkan masih lebih tinggi, dibandingkan dengan jumlah pemilih Ahok sendiri,” ucap Sudarto dalam konferensi pers di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, pada Senin siang (6/2).

Sebelumnya, Sudarto menjelaskan kalau kemungkinan besar Pilkada DKI Jakarta 2017 akan masuk dalam putaran kedua. “Ini karena sampai saat ini tidak ada paslon yang mencapai elektabilitas hingga 50 persen. Semua lembaga survei di Jakarta sudah mengakui peluang besar adanya putaran kedua,” tambahnya.

Jika Ahok-Djarot masuk ke putaran kedua Pilkada DKI 2017, menurut analisa Median, suara pendukung Anies-Sandi dan Agus-Sylvi kemungkinan akan bergabung. Analisa ini mengacu pada catatan petahana dari Median yang mengatakan elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 29,8%, di atas Anies-Sandi (27,8%) dan Agus-Sylvi (26,1%). Sementara itu, ada sebanyak 16,3% yang belum memutuskan.

“Ada faktor lain yang cukup menarik. Pemilih Anies-Sandi dan Agus-Sylvi punya kemiripan basis pendukung beragama Islam,” jelas Sudarto.

Disebutkan dalam rilisan survei Median hingga Februari 2017, pendukung Ahok-Djarot yang beragama Islam berjumlah 21,9%, sedangkan Anies-Sandi sebesar 32,3%, dan Agus-Sylvi sebesar 29,5%. Menurut Sudarto, kemiripan karakter pendukung pada paslon nomor urut 1 dan 3 akan berpengaruh pada elektabilitas Ahok-Djarot. “Mereka (Ahok-Djarot—red) harus susah payah andai tembus ke putaran kedua,” nilainya.

Kemungkinan kalah Ahok-Djarto kian membesar, karena Median mendapat data sebanyak 45,4% responden menginginkan Basuki Tjahaja Purnama tidak lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan 38,3% lainnya masih ingin Ahok memimpin kembali, dengan diikuti 16,3% responden yang belum menjawab.

Sudarto pun menjelaskan bahwa media massa memegang peran penting dalam hal ini. “Persepsi pemilih banyak terpengaruh oleh pemberitaan media. Media punya kekuatan untuk menaik-turunkan elektabilitas pasangan calon jika mau,” ujarnya.

Sepanjang November-Desember 2016, banyak lembaga survei politik menunjukkan bahwa pasangan Agus-Sylvi unggul dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun hasil tersebut berbanding terbalik dengan laporan terbaru dari berbagai lembaga survei politik pada rentang Januari-Februari 2017 ini.

Laporan Median ini tidak jauh berbeda dengan hasil lembaga survei lainnya, seperti Charta Politika yang mengeluarkan laporan pada Rabu (1/2) lalu. Charta Politika menunjukkan bahwa pasangan Ahok-Djarot dipilih oleh 36,8% responden, sementara pasangan Anies-Sandi (27 %) menyusul, dan pasangan Agus-Sylvi (25,9%) berada di posisi terakhir.

Selain kedua lembaga tersebut, Populi Center, Indikator Politik Indonesia dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMCR) juga telah mengeluarkan laporan terbaru. Ketiga lembaga ini menunjukan hasil yang sama. Pasangan Ahok-Djarot unggul dengan angka masing-masing lembaga yaitu Populi Center (36,7%), Indikator (38,2%) dan SMRC (34,8%).

Sedangkan paslon Anies-Sandi masih menempel ketat di belakang dengan angka masing-masing lembaga yaitu Populi Center (28,5%), Indikator (23,8%) dan SMRC (26,4%). Sisanya, lembaga survei lain menunjukkan pasangan Agus-Sylvi jauh menurun ketimbang laporan November 2016. Masing-masing lembaga mengeluarkan angka berikut; Populi Center (25%), Indikator (23,6%) dan SMRC (22,5%).

Baca juga artikel terkait PILGUB DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Politik
Reporter: Arya Adikristya
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Damianus Andreas