Menuju konten utama

Ahmad Sahroni ke Partai Demokrat: Mestinya Jangan Kepedean

Ahmad Sahroni memandang narasi yang diungkapkan Partai Demokrat sebenarnya bisa diredam dengan cara-cara politik lebih arif.

Ahmad Sahroni ke Partai Demokrat: Mestinya Jangan Kepedean
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi.

tirto.id - Partai Nasdem menyayangkan diksi 'pengkhianat' yang digunakan Partai Demokrat usai partai yang dinahkodai Surya Paloh itu, meminang Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjadi pendamping Anies Baswedan.

Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni memandang narasi yang diungkapkan Partai Demokrat sebenarnya bisa diredam dengan cara-cara politik lebih arif.

"Contoh, misalnya Pak Surya disikat sana-sini, kan, enggak ada melawan dengan kapasitas bahasa keluar misalnya, pembohongan, pengkhianat, atau enggak misalnya contoh belum jadi pemimpin saja sudah berkhianat," kata Sahroni di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/9/2023).

Menurut Sahroni, semestinya Partai Demokrat tidak kepedean jika belum ada tandatangan kedua belah pihak atau ketiga partai koalisi, secara resmi memilih cawapres.

"Mestinya juga jangan kepedean. Kita, kan, ya harus bismillah. Kalau garis tangannya akan menjadi cawapres, kemarin dia tidak akan lari," ucap Sahroni.

Sahroni mengatakan intuisi Ketum Nasdem Surya Paloh lebih tajam. Sebab, Surya Paloh makan politik sudah hampir 50 tahun. "Saya berharap jangan [lagi] mengungkap narasi-narasi yang akhirnya memprovokasi masyarakat atas kebencian yang tidak berdasar," tutur Sahroni.

Partai Demokrat resmi mencabut dukungan untuk Anies Baswedan pada pemilihan presiden (pilpres) 2024. Sikap ini buntut kekecewaan Demokrat terhadap keputusan Anies dan partai pendukungnya, Nasdem, yang memilih Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden.

"Mencabut dukungan kepada saudara Anies Baswedan sebagai calon presiden dalam pilpres 2024," ucap Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Malarangeng kepada awak media di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

Kedua, Partai Demokrat tidak lagi berada di dalam koalisi perubahan dan persatuan (KPP) karena telah terjadi pengingkaran terhadap kesepakatan yang dibangun selama ini.

"Demikian dua keputusan dari rapat majelis tinggi partai," lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, saat ini parpol berlambang mercy itu belum mau mengambil keputusan terkait bakal capres yang akan didukung.

Hal ini diungkapkan SBY sebagai respons atas manuver Partai Nasdem-PKB yang mau menduetkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

“Menurut pandangan saya, saat ini, hari ini, besok atau lusa. Belum saatnya kita mengambil keputusan ke mana Demokrat akan bergabung misalnya. Atau capres mana yang kita dukung. Atau contoh yang lain,” kata SBY.

Baca juga artikel terkait PARTAI NASDEM atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang