tirto.id - Demi mencukupi kebutuhan industri makanan dan minuman di dalam negeri, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan di awal tahun ini memberikan Perizinan Impor (PI) sebesar 1,4 juta ton gula kristal mentah (raw sugar).
Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Rachmat Hariotomo mengatakan, gula mentah ini akan dikirim dari Australia dan Thailand.
"Gula mentahnya dari Australia dan Thailand," kata dia saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (15/2/2019).
Rachmat menyatakan, gula mentah ini nantinya akan diolah menjadi Gula Kristal Rafinasi (GKR) untuk kebutuhan industri dan akan datang ke Indonesia pada akhir Februari 2019 dengan durasi pengiriman 21 hari alias 3 minggu.
"Untuk order dan pengiriman kira-kira 3 mingguan, mudah-mudahan akhir Februari sudah bisa masuk [ke Indonesia]," ucapnya.
Adapun total kuota impor gula mentah sepanjang tahun 2019 yang ditetapkan oleh pemerintah, ujar Rachmat, mencapai 2,8 juta ton. Realisasinya dibagi menjadi dua semester dan kuota gula mentah impor itu diperuntukkan bagi 11 perusahaan anggota AGRI.
Kesebelas perusahaan itu ialah PT Angels Products, PT Jawamanis Rafinasi, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama dan PT Dharmapala Usaha Sukses.
Kemudian PT Sugar Labinta, PT Duta Sugar International, PT Makassar Tene, PT Berkah Manis Makmur, PT Andalan Furnindo, serta PT Medan Sugar Industry.
Menurut Rachmat, kebutuhan untuk 11 perusahaan gula rafinasi tersebut pada 2019 sebenarnya mencapai 3,2 juta ton. Selain itu, masih ada sisa stok tahun lalu sebanyak 1 juta ton dan cadangan untuk 2 bulan sebanyak 600 ribu ton.
"Kami akan lakukan evaluasi triwulan untuk melihat kebutuhan riil-nya," ujar Rachmat.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan membenarkan pemerintah telah mengeluarkan izin impor gula mentah itu.
"[Izin] sudah, untuk 11 industri AGRI," kata dia pada Kamis (14/2/2019) kemarin.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dhita Koesno