Menuju konten utama
Periksa Fakta

Ada Skenario Pilpres 2024 Satu Putaran, Apa Benar?

Unggahan di media sosial soal adanya skenario pilpres satu putaran hanya berisi analisis dari para pakar politik.

Ada Skenario Pilpres 2024 Satu Putaran, Apa Benar?
Header Periksa Fakta Satu Putaran Pilpres. tirto.id/Tino

tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), serta Kementerian Dalam Negeri pada Rabu (20/9/2023) menyepakati tanggal pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) untuk gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yakni sepanjang 19—25 Oktober 2023.

Ini berarti kurang dari sebulan, akan ada nama-nama calon pemimpin negara yang bertarung di Pemilu 2024 mendatang. Semakin dekat dengan hari-H, semakin deras dan beragam juga isu yang beredar.

Salah satu yang kemudian menjadi bahan diskusi ramai di publik maupun media massa setelah penentuan tanggal ini adalah kemungkinan hanya akan adanya dua pasang nama yang akan bertarung pada Pemilu 2024.

Adapun sampai Selasa (26/9/2023), terdapat tiga bakal capres, salah satunya telah menggandeng bakal cawapres. Ada Anies Baswedan yang didampingi bakal cawapres Muhaimin Iskandar. Dua capres lain, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, masih belum menginformasikan siapa bakal cawapresnya.

Selain itu, diskusi soal pemilihan presiden satu putaran juga terjadi di media sosial. Di Facebook muncul narasi adanya skenario yang disusun agar pemilihan presiden hanya perlu satu putaran saja.

"Politik Terkini - Skenario Pilpres Satu Putaran, ternyata Paslon Ini Jd Korban," begitu bunyi unggahan akun Leonardo Bartlett pada Kamis (21/9/2023) lalu.

Narasi itu menyiratkan kalau nantinya hanya akan ada dua pasang capres-cawapres yang maju ke Pemilu 2024. Ini berarti ada satu capres yang entah kemudian beralih menjadi cawapres atau bahkan batal bertarung.

Foto Periksa Fakta Satu Putaran Pilpres

Foto Periksa Fakta Satu Putaran Pilpres. foto/hotline periksa fakta tirto

Unggahan tersebut disertai video dengan thumbnail yang menggambarkan beberapa elit partai politik, yaitu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, serta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sedang berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo dan bakal capres usungan PDIP Ganjar Pranowo.

Sampai Selasa (26/9/2023), video ini telah tayang 97 ribu kali. Terdapat lebih dari 1.100 tanda suka dan 704 komentar yang jumlahnya masih terus bertambah saat tulisan ini dibuat.

Kami juga menemukan unggahan serupa dari akun Facebook "Dua Arah". Di YouTube, video dengan narasi yang sama diunggah oleh akun "Garis Politik" dan "Pilihan Rakyat". Kedua video tersebut telah ditonton sekitar 4 ribu kali dalam empat hari terakhir.

Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar ada skenario untuk mendorong Pilpres menjadi satu putaran saja?

Penelusuran Fakta

Dari hasil menyaksikan keseluruhan video unggahan, diketahui kalau memang ada pembahasan tentang pemilihan presiden menjadi satu putaran saja. Namun, pembahasan yang ada di video itu berupa analisis dari ahli yang bersifat spekulatif berdasar peluang dan informasi yang berseliweran.

Melihat dari beberapa potongan klip yang digunakan, terlihat kalau terselip potongan tulisan 'Apa Kabar Indonesia' di layar belakang narasumber. Diketahui 'Apa Kabar Indonesia' adalah program milik TvOne. Dalam video juga kata-kata yang banyak terulang adalah kata-kata, "dua poros".

Menggunakan petunjuk-petunjuk tersebut, dilakukan pencarian di mesin pencarian YouTube dengan kata kunci 'Apa Kabar Indonesia Dua Poros'. Hasilnya, ditemukan dua video yang berisikan potongan analisis pakar politik yang dijahit dalam video di media sosial.

Video pertama berjudul "Mencuat Isu Dua Poros, Analis Politik: Tak Ada Asap Jika Tidak Ada Api | AKIP tvOne". Adapun potongan prediksi dan analisis pengamat politik Ujang Komarudin, serta analis komunikasi politik Effendi Gazali banyak yang digunakan kembali sebagai konten video yang kemudian viral.

Sementara, video kedua berjudul "Dua Poros Koalisi, Atraksi Politik Siapa? | AKIM tvOne". Giliran analisis Pengamat Politik Khoirul Umam yang diambil beberapa potongannya.

Kedua video tersebut berisi pendapat dan hitung-hitungan pakar dan akademisi tentang peluang hanya akan adanya dua poros koalisi yang akan bertarung di pemilihan presiden 2024. Apa yang disampaikan bersifat spekulatif dan perkiraan.

Tidak disebutkan dengan tegas juga siapa pasangan calon yang akan menjadi korban jika Pemilu 2024 menjadi hanya satu putaran seperti diindikasikan di judul.

Lebih lanjut, video juga berisikan pembacaan informasi oleh narator. Hasil dari transkrip isi informasi yang disampaikan, didapatkan kalau ini adalah pembacaan berita.

Ada dua berita yang dibacakan narator dalam video ini. Artikel pertama dari CNBC Indonesia berjudul "Tok! Pendaftaran Capres & Cawapres 19-25 Oktober 2023" yang tayang Rabu (20/9/2023). Sesuai judul, artikel ini berisikan bagaimana prosesi penetapan tanggal pendaftaran capres dan cawapres.

Artikel kedua yang dibacakan berasal dari Viva berjudul "Ganjar Pranowo Sebut Ada Peluang Berduet dengan Prabowo pada Pemilu 2024," yang terbit di hari yang sama dengan artikel CNBC Indonesia.

Artikel ini merangkum tanggapan Ganjar terkait peluang pemasangan dirinya dengan Prabowo, serta respon Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid terkait kemungkinan hanya akan ada dua poros pada Pemilu 2024 mendatang.

Sama seperti potongan video, tidak ada pernyataan tegas dari siapa pun soal skenario pemilihan presiden satu putaran. Semua informasi yang ada bersifat spekulatif, begitu pula dengan klaim tentang adanya pasangan calon yang dikorbankan. Tidak ada informasi apapun terkait pernyataan tersebut.

Thumbnail video yang menyiratkan adanya diskusi antara beberapa tokoh politik yang memegang peranan dalam Pemilu 2024 mendatang pun teridentifikasi dimanipulasi.

Hasil dari pencarian dengan reverse search image Yandex menunjukkan kalau foto Ganjar dan Jokowi yang berada di pusat foto tersebut adalah hasil pengolahan digital.

Foto asli Jokowi yang sedang duduk dengan dua jari terangkat diketahui adalah momen saat dirinya berdiskusi dengan Megawati Soekarnoputri pada Juni 2022 lalu. Ini diketahui setelah Yandex mengarahkan ke foto yang dipublikasikan Kompas.com ini.

Sementara itu, foto Ganjar mengenakan kemeja merah PDIP diambil saat dia sedang berdiskusi di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang didokumentasikan PDIP, berdasar penelusuran Yandex. Foto tersebut pernah dipublikasikan sejumlah media, salah satunya dalam artikel Bisnis.com.

Jadi, dapat disimpulkan kalau foto yang menggambarkan diskusi antara elit-elit politik tersebut adalah hasil manipulasi digital.

Kesimpulan

Hasil dari penelusuran menunjukkan tidak ada bukti yang dapat membenarkan klaim soal upaya mendorong skenario pemilihan presiden satu putaran. Klaim tentang adanya calon pasangan yang dikorbankan juga belum terbukti, setidaknya sampai akhir September 2023 ini.

Video yang digunakan untuk mengelaborasi argumen hanya berupa analisis dan prediksi dari pakar dan pembacaan berita oleh narator.

Dengan demikian, klaim adanya skenario agar pemilihan presiden 2024 hanya satu putaran dan ada pasangan calon yang dikorbankan bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Periksa fakta
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Shanies Tri Pinasthi