Menuju konten utama

Ada Rencana Demo Susulan, Ketua DPR: Jangan Berandai-andai

Kepolisian Indonesia sudah mendapatkan informasi ada rencana demonstrasi lanjutan pada 25 November mendatang. Hal itu disampaikan oleh Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, namun Ketua DPR Ade Komarudin mengaku belum mengetahui kabar tersebut.

Ada Rencana Demo Susulan, Ketua DPR: Jangan Berandai-andai
Ketua DPR Ade Komarudin memberikan keterangan kepada media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (19/8). Dalam kesempatan itu Ade Komarudin menyampaikan sejumlah pandangan mengenai isu-isu teraktual. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id - Kepolisian Indonesia sudah mendapatkan informasi ada rencana demonstrasi lanjutan pada 25 November mendatang. Hal itu disampaikan oleh Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, namun Ketua DPR Ade Komarudin mengaku belum mengetahui kabar tersebut.

"Saya belum tau. Jangan berbicara andai-andai. Kapolri kan punya intelijen. Beliau tidak akan sembarangan," kata Komaruddin, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, (9/11/2016) seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Dia menilai, apabila proses pengadilan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berjalan sesuai komitmen dan adil, tidak akan timbul masalah lagi bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu, terkait kehadiran dua Wakil DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah pada saat demonstrasi 4 November silam, Ade menegaskan para elite politik harus bisa menahan diri.

"Saya sudah lama menyampaikan agar para elite politik menahan diri dan ternyata ada yang bisa menahan diri dan ada juga yang belum. Mudah-mudahan di masa mendatang bisa menahan diri," katanya.

Ia menjelaskan, negara ini memiliki saluran untuk menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi rakyat yaitu melalui DPR yang memiliki empat fungsi, yaitu fungsi legislasi, pengawasan, anggaran dan diplomasi.

"Jadi semua aspirasi rakyat bisa kami perjuangkan secara baik di sini. Kecuali kalau lembaga ini sudah tidak bisa memperjuangkan, boleh aksi jalanan. Khan lembaga ini masih demokratis jalannya. Tidak dalam kungkungan otoriterisme. Pemerintah juga memberikan kesempatan kepada dewan untuk berjalan sesuai dengan fungsinya dan tidak dicengkeram," ucap dia.

Di sisi lain, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta Selatan Harry Safarimau dan koordinator aksi Dicky Reza Wibowo memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait unjukrasa yang berujung ricuh pada Jumat (4/11/2016).

"Kami datang bersama-sama bahwa kami baru menandatangani surat kuasa pemanggilan Dicky dan Harry ke Polda Metro Jaya," kata pengacara Dicky dan Harry, TB M Ali Akbar di Jakarta Rabu.

Ali mengatakan kedua kliennya itu memenuhi panggilan polisi untuk mempertanggungjawabkan yang dipersangkakan terkait kerusuhan demonstrasi.

Ali menuturkan akan memastikan pemanggilan Dicky dan Harry itu berdasarkan pengembangan informasi atau temuan fakta di lapangan.

"Mudah-mudahan penyidik bekerja profesional dan tidak gegabah," ujar Ali seraya menyebutkan penyidik belum memastikan status hukum Dicky dan Harry.

Sementara itu, Harry menyebutkan kedatangan ke Polda Metro Jaya untuk memenuhi panggilan penyidik kepolisian sebagai Ketua HMI Jakarta Selatan dan Dicky menjadi pengurus.

Agenda pemeriksaan terhadap Harry dan Dicky berdasarkan keterangan dari salah satu pendemo mengaku dari HMI berinisial HY yang sempat diamankan petugas.

Kepada penyidik, HY mengaku diajak Dicky yang berperan sebagai koordinator lapangan aksi demontrasi di sekitar Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat itu.

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Politik
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh