tirto.id - Pada akhir Januari lalu, sebuah akun Facebook bernama 'JonnyFictor' mengunggah video berdurasi 10:31 menit. Video itu berisi keterangan: “Berita terbaru hari ini - Ribuan masyarakat Papua Mengamuk Soal rasisme Natalius Pagai !! Viral News” (arsip).
Video itu menampilkan potongan-potongan cuplikan. Ada unjuk rasa yang dipimpin seorang perempuan. Ia berujar, “Kami adalah manusia, kami bukan monyet! Saya mewakili perempuan asli Papua menuntut Bapak Presiden. Bapak Presiden yang terhormat, apa dengar? Saya mewakili perempuan asli Papua mau menuntut setiap perkataan monyet!” Cuplikan selanjutnya demonstrasi orang-orang Papua; teriakan demonstran samar-samar.
Kemudian, ada potongan video wawancara dengan Ambroncius Nababan, politikus Hanura dan Ketua Umum Relawan Pro Jokowi-Ma'ruf. Ambroncius membenarkan dia mengunggah omongan rasis terhadap Natalius Pigai, mantan Komisioner Komnas HAM asal Papua.
Ambroncius mengunggah sejumlah gambar selama Januari yang ditujukan kepada Pigai. Salah satunya foto Pigai bersanding foto seekor primata Gorila. Tulisan dan gambar itu memuat rasisme. Akun Facebook Ambroncius sudah dihapus, tapi jejak digital penghinaan terhadap Natalius Pigai tersebar di media sosial.
Lewat akun Facebook, Ambroncius menuliskan: “Edodoeee Pace. Vaksin ko bukan sinovac pace tapi ko pu sodara bilang vaksin rabies. Sa setuju pace.” Video Jonnyfictor juga menampilkan unggahan Facebook Ambroncius.
Tangkapan layarnya diunggah ulang oleh Natalius Pigai di Twitter, dengan tambahan keterangan bahwa rasisme seperti ini telah dialami orang Melanesia selama lebih dari 50 tahun.
I am proud of you, mr @LloydAustin black African American most powerful gentlement in the world. We have been on fire againt Indonesian Colective (state) Racism to black African Melanesian (Papuan) more then 50 years. Torture, killing & slow motion genocide. We need attention pic.twitter.com/fNZtikrAI4
— NataliusPigai (@NataliusPigai2) January 24, 2021