Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Ada Apa Libya: Mengapa Terjadi Bentrok Berdarah dan 32 Orang Tewas?

Berikut situasi terkini Libya usai bentrok antara faksi-faksi politik di ibukota Tripoli.

Ada Apa Libya: Mengapa Terjadi Bentrok Berdarah dan 32 Orang Tewas?
Sisa-sisa mobil yang terbakar selama bentrokan berdiri di sebuah jalan di ibu kota Libya, Tripoli, Minggu, 28 Agustus 2022. Bentrokan maut pecah pada hari Sabtu di ibu ko (Foto AP/Yousef Murad)

tirto.id - Libya sedang menjadi sorotan karena terjadi bentrok yang mematikan, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadi perang besar-besaran di tengah kebuntuan politik di negara itu.

Al Jazeera melaporkan, kementerian kesehatan Libya mengatakan, bentrok itu terjadi antara faksi-faksi politik di ibukota, sehingga menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai 159 lainnya.

Pertempuran itu terjadi di Tripoli, ibukota Libya pada hari Sabtu dan menjadi yang terburuk dalam dua tahun terakhir. Pada awalnya, jumlah korban tewas diperkirakan sebanyak 23 orang dan ada 87 terluka.

Menurut juru bicara layanan darurat, Malek Merset, salah satu korban tewas adalah Mustafa Baraka yang meninggal akibat tembakan di dadanya. Dia adalah seorang komedian yang dikenal sering mengejek milisi dan korupsi.

Malek Merset mengatakan layanan darurat masih berusaha mengevakuasi orang-orang yang terluka dan warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran.

Situasi Bentrok Libya Terkini

Seperti dikutip BBC, PBB sudah menyerukan gencatan senjata dan mendesak untuk segera menghentikan permusuhan.

Sebagai gambaran, Libya rentan terhadap konflik sejak terjadi pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011, terlebih dalam penggulingan penguasa lama Muammar Gaddafi.

Kendati demikian, negara itu sempat mengalami stabilitas dan ketenangan selama dua tahun terakhir. Oleh sebab itu, bentrok kali ini dikhawatirkan akan membuat perang saudara meletus lagi.

Tentara Libya

Anggota personel militer tiba untuk mengambil bagian dalam parade menyerukan pemilihan parlemen dan presiden, di alun-alun Martir di Tripoli, Libya 12 Februari 2022. REUTERS/Nada Harib TPX IMAGES OF THE DAY

Bangkok Post melaporkan, bentrok itu terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara pendukung Abdulhamid Dbeibah dan Fathi Bashagha selama berbulan-bulan, yang bersaing untuk menguasai negara Afrika Utara.

Setelah berakhirnya pertempuran besar tahun 2020, Pemerintahan Dbeibah ditempatkan di ibu kota sebagai bagian dari proses perdamaian yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa, sejauh ini mencegah Bashagha menjabat di sana.

Awal tahun ini, mantan menteri dalam negeri Bashagha ditunjuk oleh parlemen Libya di timur untuk merebut ibu kota dengan paksa. Dia didukung oleh kepala militer timur yang kuat, Khalifa Haftar.

Pada awalnya, Bashagha mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk mengambil alih kekuasaan di Tripoli, tetapi dia berubah pikiran dan mengisyaratkan bahwa ia dapat menggunakan kekuatan untuk rencana itu.

Baca juga artikel terkait PERANG atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya