Menuju konten utama

Ada Apa dengan Tanggal 21 Desember 2022 & Larangan Keluar Malam

Ada apa dengan tanggal 21 Desember 2022 dan kaitannya dengan fenomena solstis.

Ada Apa dengan Tanggal 21 Desember 2022 & Larangan Keluar Malam
Warga menikmati panorama alam matahari terbenam (sunset) akhir tahun 2020 di Pantai Babah Kuala Lampuuk, Aceh Besar, Aceh, Kamis (31/12/2020). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/rwa.

tirto.id - Larangan keluar malam pada tanggal 21 Desember 2022 viral di media sosial. Larangan keluar malam itu juga tersebar di pesan pribadi dan grup WhatsApp?

Sebenarnya ada apa dengan tanggal 21 Desember 2022? Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan LAPAN sudah menyatakan larangan keluar malam pada 21 Desember 2022 adalah hoaks.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir dengan kabar hoaks yang beredar tentang bahaya yang muncul menyertai fenomena solstis.

Dalam kabar hoaks itu, dikatakan tanggal 21 Desember 2022 akan terjadi fenomena solstis yang berbahaya dan membuat orang tidak boleh keluar malam.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Selasa (20/12/2022) menjelaskan solstis merupakan fenomena astronomi biasa dan tidak berdampak buruk bagi alam semesta.

Larangan Keluar Malam pada 21 Desember 2022?

Selain BMKG, Pusat Riset Antariksa BRIN melalui laman resminya juga membantah larangan keluar malam pada tanggal 21 Desember 2022.

Imbauan larangan keluar malam muncul dan mengaitkannya dengan fenomena solstis yang akan terjadi. Lalu, apakah fenomena solstis itu? Seberapa berbahayakah solstis bagi manusia?

Solstis sebenarnya hanyalah fenomena astronomis biasa. Solstis berasal dari bahasa Latin: Solstitium, yang terdiri dari dua kata, Sol yang bermakna Matahari dan Stitium (bentuk kerja: Sistere) yang berarti tempat berhenti, singgah atau balik.

Solstis dapat disepadankan dengan “Titik Balik Matahari”. Secara khusus, Solstis dapat didefinisikan sebagai peristiwa ketika Matahari berada paling Utara maupun Selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya, relatif terhadap ekuator langit (perpanjangan/proyeksi khatulistiwa Bumi pada bola langit).

Solstis terjadi dua kali setahun yakni di bulan Juni dan bulan Desember.

Solstis disebabkan oleh sumbu rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika (sumbu kutub utara-selatan ekliptika).

Saat Bumi berotasi, juga sekaligus mengorbit Matahari, sehingga terkadang Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara condong ke Matahari, sementara Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan menjauhi Matahari. Inilah kondisi saat Solstis di bulan Juni, atau disebut juga Solstis Juni.

Sebaliknya, terkadang Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan condong ke Matahari, sementara Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara menjauhi Matahari. Inilah kondisi saat Solstis di bulan Desember, atau disebut juga Solstis Desember.

Apakah Fenomena Solstis Berbahaya Bagi Manusia?

Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak se-ekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan. Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis.

Solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi, sedangkan fenomena-fenomena tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi.

Untuk tahun 2022, Solstis Juni terjadi pada 21 Juni pukul 16.13.19 WIB / 17.13.19 WITA / 18.13.19 WIT sedangkan Solstis Desember terjadi pada 22 Desember pukul 04.49.14 WIB / 05.49.14 WITA / 06.49.14 WIT.

Untuk tahun 2023, Solstis Juni terjadi pada 21 Juni pukul 21.57.29 WIB / 22.57.29 WITA / 23.57.29 WIT sedangkan Solstis Desember terjadi pada 22 Desember pukul 10.27.23 WIB / 11.27.23 WITA / 12.27.23 WIT.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya