tirto.id - Salah satu figur populer yang akan ikut meramaikan demonstrasi besar organisasi keagamaan pada 4 November 2016, di Jakarta adalah KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Pimpinan pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung ini menyampaikan rencana tersebut melalui akun Facebook pribadinya pada Minggu (30/10/2016).
Ia mengunggah video berdurasi lima menit 56 detik mengenai aksi untuk menyelesaikan masalah yang dinilai melukai umat Islam. "Sehubungan dengan tersebar luas rencana aksi damai, mengawal dari MUI semoga rencana aksi tanggal 4 November ini menggugah banyak pihak untuk lebih bersungguh-sungguh menyelesaikan ini dengan seadil-adilnya," ujar Aa Gym di menit pertama video tersebut.
Aa Gym berharap Presiden Joko ”Jokowi” Widodo serius memandang persoalan tersebut dan mengetahui betul akar permasalahannya. Untuk penyelesaian permasalahan ini, ia menyebutkan, harus benar-benar selesaikan dari akar-akarnya.
"Dan saya sepakat dengan Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Johannes Suryo Prabowo yang saya baca dalam tulisannya, bahwa untuk menghentikan demo sebesar apapun tidak bisa dengan akal-akalan kecuali satu saja, yaitu menghilangkan penyebabnya," ujarnya.
Pria berumur 54 tahun ini hanya menginginkan sikap yang adil, dan tidak lebih. Harapannya, semua pihak bisa mengambil hikmah dan ambil bagian dalam menegakan keadilan.
"Lalu penyebabnya adalah harus segera diproses dengan cepat seadil-adilnya. Mudah-mudahan keadilan yang ditegakkan akan menjadi solusi terbaik. Saya kira, aksi damai untuk langkah-langkah yang konstitusional diperhatikan oleh pemegang amanah," ujar Aa Gym menegakkan keadilan.
Selain Aa Gym, beberapa figur terkenal lain yang akan ikut meramaikan aksi 4 November adalah Fahri Hamzah dan Fadli Zon. "4 November, saya insya Allah bersedia ikut, saudara Fahri juga, sebagai bentuk solidaritas bahwa kita bersama rakyat, menegakkan konstitusi sesuai pasal 27 ayat 1," ungkap Fadli di Jakarta, Jumat (28/10/2016), sebagaimana dikutip Antara.
Aksi tersebut rencananya dimulai dari Masjid Istiqlal dan berakhir di istana dengan tujuan mendorong penegak hukum dan Presiden Jokowi menuntaskan kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. "Saya sependapat ini seharusnya pihak kepolisian memproses ini tanpa pandang bulu. Kalau tidak akan terjadi pembangkangan massal. Kita tidak ingin itu terjadi. Cara penyelesaian paling beradab adalah melalui hukum," ancam Fadli kemudian.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan