tirto.id - Ketua Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan sebanyak 71 pasien positif Corona atau COVID-19 dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, per Selasa (24/3/2020).
Sejak dibuka pada Senin (23/3/2020) sore, sebanyak 102 pasien sudah mendaftarkan diri untuk dirawat di Wisma Altlet, dengan rincian 71 dirawat di Wisma Atlet dan 31 orang lainnya dipulangkan karena didiagnosa dalam keadaan sehat,
“Yang dirawat sebanyak 71 orang dan dua dijadwalkan ke RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) karena kondisinya kurang begitu baik,” ujar Doni melalui telekonferensi pers, usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Wisma Atlet diresmikan sebagai RS Darurat COVID-19 pada Senin (23/3/2020) oleh Presiden Joko Widodo. RS darurat Wisma Atlet memiliki kapasitas total sebanyak 12 ribu orang. Namun untuk tahap pertama, jumlah kapasitas di Wisma Atlet yang akan disiapkan sebanyak 3.000 orang.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto sebelumnya menekankan Rumah Sakit Darurat di Wisma Atlet Kemayoran diperuntukkan bagi pasien positif COVID-19 yang telah diperiksa melalui metode pemeriksaan antigen (polymerase chain reaction/ PCR).
"Pemerintah hanya akan merawat kasus-kasus positif yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan antigen. Itu yang perlu kita masukkan ke rumah sakit (RS Darurat di Wisma Atlet Kemayoran, red.)," kata Yurianto di Gedung BNPB Jakarta, Senin (23/3/2020).
Sementara, Kementerian BUMN menjelaskan pasien positif COVID-19 yang dirawat di Wisma Atlet adalah pasien dengan gejala sedang. Sedangkan pasien dengan gejala ringan, dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Nanti begini metodenya, orang-orang yang dinyatakan positif tetapi masih sehat (tidak menunjukkan gejala penyakit, red), mereka bisa isolasi di rumah. Namun, yang agak parah tetapi bisa dikondisikan masuk Wisma Atlet. (Pasien) yang parah sekali masuk RS Pertamina Jaya," kata Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Mahendra Sinulingga lewat sesi jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (24/3/2020).
Menurut dia, langkah itu perlu dilakukan karena tenaga medis dan fasilitas laboratorium masih terbatas apabila nantinya jumlah pasien mencapai 8.000 orang -angka tertinggi yang diprediksi sejumlah penelitian.
Adapun hingga Senin (23/3/2020), terdapat 579 kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia, dengan 30 pasien sembuh, dan 49 pasien meninggal dunia.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan