Menuju konten utama

6.000 Ember Berisi Telur Nyamuk Diasuh Warga Yogya

Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta mulai menitipkan kurang lebih 6.000 ember berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di Kota Yogyakarta.  Kota Yogyakarta terpilih karena angka kejadian DBD yang tinggi, kepadatan penduduk tinggi, dan nyamuk aedes aegypti ditemukan sepanjang tahun di seluruh kelurahan. Pada paruh pertama 2016 ini, Dinas Kesehatan Kota mencatat kejadian DBD per Juni mencapai 623 orang. Sementara, jumlah penderita DBD pada periode Januari-Desember 2015 mencapai 943 orang.

6.000 Ember Berisi Telur Nyamuk Diasuh Warga Yogya
Dr. Sjakon Tahija (kanan) Ketua Dewan Pembina Yayasan Tahija bersama dengan Mihammad Dimyati Dirjen Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemenristekdikti dalam acara seremonial pelepasan nyamuk Aedes Aegypti disimbolkan dengan meletakkan ember di rumah salah seorang warga, Kamis (31/8). Pelepasan ini merupakan program dari Eliminate Dengue (EDP) Yogya dalam rangka mengendalikan demam berdarah dengue (DBD).[TIRTO/aya]

tirto.id - Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta mulai menitipkan kurang lebih 6.000 ember berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di sebagian rumah warga Kota Yogyakarta. Proyek yang didanai oleh Yayasan Tahija Indonesia ini diharapkan dapat menurunkan angka demam berdarah dengue (DBD) yang mewabah di kota Yogyakarta.

Kota Yogyakarta terpilih karena angka kejadian DBD yang tinggi, kepadatan penduduk yang tinggi, dan nyamuk aedes aegypti ditemukan sepanjang tahun di seluruh kelurahan. Pada paruh pertama 2016 ini, Dinas Kesehatan Kota mencatat kejadian DBD per Juni mencapai 623 orang. Sementara, jumlah penderita DBD pada periode Januari-Desember 2015 mencapai 943 orang.

“Mulai agustus 2016 hingga pertengahan 2017 nanti, secara bertahap akan dititipkan sekitar 6.000-an ember berisi telur nyamuk aedes aegeypti ber-wolbachia di sebagian rumah warga kota Yogyakarta yang terpilih dan bersedia. Harapannya dalam kurun waktu tertentu, nyamuk ber-wolbachia akan kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan keturunan ber-wolbachia dan menghambat penularan DBD ke manusia,” papar peneliti utama EDP-Yogya Prof. Adi Utarini, di Tegalrejo, Yogyakarta, Rabu (31/8/2016).

Satu ember berisi sekitar 100 telur nyamuk jantan dan betina. Nyamuk betina diharapkan dapat menurunkan keturunan ber-wolbachia, sementara nyamuk jantan diharapkan turut mengendalikan populasi nyamuk.

Pengalaman penelitian skala kecil di Sleman dan Bantul sebelumnya telah menunjukkan jumlah nyamuk ber-wolbachia sudah tinggi, sehingga mampu melindungi warga dari penularan lokal DBD.

Untuk peletakan perdana telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia dilakukan pada 31 Agustus 2016 di Museum Sasana Wiratama Diponegoro, Tegalrejo Yogyakarta yang dihadiri di antaranya Dirjen Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemenristekdikti Muhammad Dimyati, Wakil Gubernur DIY, Pakualaman X, Kepala Dinas Kesehatan kota Yogyakarta dr. Vita Yulia dan Yayasan Tahija, dr. Sjakon Tahija serta masyarakat kota Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut, Dirjen Risbang Kemenristekdikti menitipkan ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia kepada salah satu warga di kelurahan Tegalrejo.

Baca juga artikel terkait WOLBACHIA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh