Menuju konten utama

600 Pengungsi Anak Meninggal di Laut Mediterania

Setidaknya sudah ada 600 anak meninggal akibat melewati Laut Mediterania untuk menyelamatkan diri dari perang, berdasarkan laporan yang dirilis organisasi internasional Save The Children pada minggu ini.

600 Pengungsi Anak Meninggal di Laut Mediterania
Seorang pengungsi Suriah, dari Ayn al-Arab, membawa bayinya saat ia tiba di Pulau Lesbos, Yunani 23 Agustus 2015. [Foto/REUTERS/Alkis Konstantinidis]

tirto.id - Dunia tengah menghadapi krisis pengungsi terburuk semenjak perang dunia kedua, jumlah korban tenggelam terus bertambah. Lebih dari 3500 orang tenggelam di laut tengah tahun ini. Jumlah itu sekitar 600 korban lebih banyak dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Sementara itu, seperti dikutip The Huffington Post, Kamis (6/10/2016), rata-rata dua anak meninggal atau menghilang tiap harinya antara Januari hingga September 2016.

Carolyn Miles, Presiden dan CEO dari Save The Children mengatakan Laut Tengah telah menjadi kuburan bagi anak-anak yang lari dari perang, penganiayaan, dan kemiskinan. Kepala Pelaksana Save The Children Kevin Watkins turut mengajak organisasi internasional untuk bersama-sama melindungi anak-anak.

“Organisasi-organisasi internasional tidak bisa tinggal diam membiarkan tragedi ini terus terjadi. Kami punya kewajiban untuk melindungi anak-anak, baik yang berada di Eropa maupun yang masih berada di perjalanan mereka yang menyeramkan itu,” tegasnya sebagaimana terlansir di Independent.

Save The Children merilis laporan tersebut bertepatan dengan peringatan tiga tahunnya kapal karam di lepas pantai Lampedusa, Italia yang menelan lebih dari 300 nyawa. Kapal itu tengah berlayar membawa sekitar 500 imigran yang sebagian besar dari Eritrea dan Somalia. Namun, kemudian badan kapal terbalik ketika hanya berjarak 1 kilometer dari tujuan.

Dalam Konferensi Pertama Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didedikasikan untuk pengungsi dan imigran pada bulan lalu, sejumlah pengungsi membagikan pengalaman pribadinya dan menceritakan bagaimana mengerikannya ancaman yang diterima anak-anak di penjuru dunia setiap hari.

Yusra Madini, pengungsi dari Syria yang berlomba di Olympics, ikut bercerita tentang kejadian yang dialaminya ketika hampir meninggal saat melakukan perjalanan dari Turki menuju Yunani. Madini menumpang kapal untuk enam orang yang diisi 20 pengungsi. Saat mesin kapal mati, Madini, saudara perempuannya dan dua laki-laki membantu menarik kapal hingga selamat.

“Saya ingin mengirimkan pesan bahwa pengungsi itu adalah orang normal yang juga bisa bekerja, berkarya dan berprestasi,” ujarnya pada The Huffington Post bulan lalu. “Semua orang dilahirkan di bumi yang sama, tetapi kami dihadapkan pada situasi sulit, yang membuat kami semakin kuat.”

Baca juga artikel terkait PENGUNGSI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari